Ekonom Chatib Basri memperkirakan kredit macet atau non performing loan (NPL) perbankan akan mengalami peningkatan akibat dari pandemi Covid-19.
Hal ini, lanjutnya, disebabkan terganggunya produksi di dunia usaha dan terhambatnya distribusi barang. Sehingga, kemampuan debitur untuk mengembalikan pinjamannya akan terganggu.
"NPL akan meningkat akibat Covid-19 ini. Likuiditas terutama untuk dolar juga akan sangat ketat," katanya dalam video conference, Senin (13/4).
Namun demikian, dia mengatakan penyaluran kredit harus terus digelontorkan oleh perbankan untuk mendukung dunia usaha. Sebab, dengan kondisi saat ini sangat penting untuk mendukung produksi masyarakat untuk menghindari kebangkrutan.
"Pertanyaannya adalah kalau kita tidak mendukung perusahaan terutama usaha kecil menengah maka mereka akan bangkrut atau rugi lalu akan ada pengangguran besar-besaran," ujarnya.
Oleh karena itu, Chatib mengusulkan agar pemerintah memberikan dukungan likuiditas kepada dunia perbankan di tengah relaksasi kredit yang sudah dijalankan.
Selain untuk mendukung dunia usaha, intervensi pemerintah ke dunia perbankan juga akan menolong bank dari kebangkrutan dan gangguan terhadap stabilitas keuangan.
"Jika bank memberikan kredit maka kita akan berakhir dengan NPL yang tinggi. Oleh sebab itu pemerintah harus mulai masuk (untuk memberi dukungan). Itu akan menjadi masalah yang akan menyerang bank kecil dan berdampak pada stabilitas keuangan," ucapnya.