close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bank Dunia (World Bank) memerkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018-2020 berkisar antara 5,2%-5,3% seiring meningkatnya ketidakpastian global. / World Bank
icon caption
Bank Dunia (World Bank) memerkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018-2020 berkisar antara 5,2%-5,3% seiring meningkatnya ketidakpastian global. / World Bank
Bisnis
Jumat, 21 September 2018 00:37

Bank Dunia: Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2018-2020 sebesar 5,2%-5,3%

Bank Dunia (World Bank) memerkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018-2020 berkisar antara 5,2%-5,3% seiring ketidakpastian global.
swipe

Bank Dunia (World Bank) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018-2020 berkisar antara 5,2%-5,3% seiring meningkatnya ketidakpastian global.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Rodrigo A. Chaves, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun ini sebesar 5,2%. Begitu pula pada 2019 diproyeksi berada pada level yang sama. 

Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini lebih rendah dari prediksi sebelumnya sebesar 5,3%. Padahal, rerata pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik diprediksi mencapai 6,3%.

Dia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terbilang positif di tengah ketidakpastian global yang meningkat. Hal itu didukung oleh investasi yang kokoh, inflasi stabil dan pasar tenaga kerja yang kuat. 

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 5,2% tahun ini, juga pada tahun 2019. Kemudian secara berangsur menguat hingga 5,3% pada tahun 2020," jelas Rodrigo dalam laporan Indonesia Economic Quarterly Bank Dunia edisi September 2018 di Jakarta, Kamis (20/9).

Lebih lanjut Rodrigo menjelaskan, komitmen pemerintah Indonesia untuk menjaga stabilitas dengan mengeluarkan kebijakan yang tegas.

Selain itu, pemerintah juga telah melakukan koordinasi yang tepat dan fundamental ekonomi makro yang kuat. Sehingga, telah meningkatkan ketahanan Indonesia di tengah naiknya ketidakpastian global.

Pada kesempatan yang sama, Ekonom Utama untuk Bank Dunia di Indonesia, Frederico Gil Sander menjelaskan, peluang ekonomi yang lebih baik, khususnya di daerah perkotaan, telah membantu banyak penduduk keluar dari kemiskinan dan menjadi bagian kelas menengah. 

Baru-baru ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indonesia telah menurunkan tingkat kemiskinan dari 19,1% pada tahun 2000, menjadi 9,8% tahun 2018. Dengan demikian, menurut Frederico, urbanisasi bisa menjadi kekuatan besar untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

"Urbanisasi bisa menjadi kekuatan besar bagi pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan. Tapi jika dikelola dengan baik, kerugian akibat tekanan yang terjadi akan lebih besar dari manfaatnya," jelasnya. 

Di antara rekomendasi kebijakan laporan tersebut adalah kebutuhan untuk mencapai tiga komponen utama. Pertama konvergensi, di mana menyatukan dan memperluas layanan dasar agar seluruh penduduk Indonesia menikmati layanan pendidikan, kesehatan air, dan sanitasi yang bermutu.

Selanjutnya adalah konektivitas, yakni dengan menghubungkan dan mengintegrasikan di dalam dan antar berbagai lokasi. Sehingga semua bisa mengakses peluang ekonomi.

Kemudian yang tidak kalah pentingnya, dari laporan Bank Dunia tersebut adalah dengan menyesuaikan kebijakan untuk menyasar kelompok atau wilayah tertinggal.

Bank Dunia memprediksi, pada kuartal II-2018 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,3%.

Belum lama ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani memerkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2018 meleset dari proyeksi awal. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya mencapai batas bawah 5,14%-5,21% sepanjang tahun 2018.

Adapun, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2019 mencapai 5,3%. Penetapan target pertumbuhan itu telah mempertimbangkan kondisi ekonomi global, termasuk kebijakan Amerika Serikat.

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan