Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini hanya mencapai 2,9% atau turun dari tahun lalu 3%. Permintaan pasar perdagangan internasional dan manufaktur juga terus melemah
"Pada awal 2018 ekonomi dunia menguat, namun kehilangan lajunya saat tahun berjalan dan bisa lebih sulit pada tahun depan," kata CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva dalam laporan Prospek Ekonomi Dunia yang dirilis Rabu (9/1).
Dalam laporan itu juga disebutkan pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju diperkirakan akan turun menjadi 2% tahun ini. Hal ini disebabkan permintaan eksternal yang melambat dan biaya pinjaman yang terus meningkat.
Sementara, pertumbuhan ekonomi di kelompok negara berkembang diperkirakan di bawah ekspektasi yaitu sebesar 4,2% tahun ini. Penyebabnya yaitu ketidakpastian regulasi yang terus membebani prospek bisnis dan investasi di dalam negeri.
Bank Dunia melihat kegiatan ekspor komoditas global juga mandek. Di sisi lain, pertumbuhan per kapita negara-negara dunia juga tidak mampu menutupi krisis ekonomi dan kesenjangan pendapatan.
“Peningkatan hutang publik dan swasta di masa lalu dapat meningkatkan kerentanan terhadap perubahan kondisi keuangan dan sentimen pasar,” kata dia.
Wakil Presiden Bank Dunia untuk Pertumbuhan, Keuangan, dan Keadilan Ceyla Pazarbasioglu mengatakan ketegangan perdagangan antara negara-negara di dunia terus terjadi. Hal tersebut bisa menganggu pertumbuhan ekonomi global. Padahal, kata dia, pertumbuhan ekonomi yang kuat sangat penting untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan bersama
"Ketika prospek ekonomi global semakin gelap, sangat penting untuk memperkuat perencanaan, mendongkrak perdagangan, meningkatkan akses pembiayaan, serta menekan ketidakpastian pasar,” kata dia.
Dalam laporannya, Bank Dunia juga menyoroti isu perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Akibat dari konflik perdagangan tersebut, laju pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat turun dari 2,9% pada 2018, menjadi 2,5% tahun ini. Sementara, pertumbuhan ekonomi China menjadi 6,2% tahun ini, atau melambat dari 6,5% pada 2018. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bertahan pada 5,2%.