close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75%. Alinea.id/Ardiansyah Fadli
icon caption
Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,75%. Alinea.id/Ardiansyah Fadli
Bisnis
Kamis, 18 Juli 2019 14:41

Bank Indonesia turunkan suku bunga acuan jadi 5,75%

Setelah delapan bulan, akhirnya suku bunga acuan Bank Indonesia turun dari 6% menjadi 5,75%.
swipe

Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia juga menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,50%.

Sebelumnya tercatat Bank Indonesia menahan suku bunga di level 6,00% dalam delapan bulan.

“Kebijakan tersebut ditempuh sejalan dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun dan stabilitas eksternal yang terkendali,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/7).

Perry mengatakan, strategi operasi moneter tetap diarahkan untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar uang dan memperkuat transmisi kebijakan moneter yang akomodatif. Kebijakan makroprudensial tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian. Kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan juga terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi. 

Ke depan, kata dia, Bank Indonesia memandang masih terbuka ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dan perlunya mendorong momentum pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. 

Perry mengungkapkan, penetapan besaran suku bunga ini berdasarkan berbagai pertimbangan. Pertama, ketegangan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China yang berlanjut terus menekan volume perdagangan dunia dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global. 

Kedua, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2019 diperkirakan relatif sama dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan sebelumnya. Secara keseluruhan, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 berada di bawah titik tengah kisaran 5,0-5,4%.

Ketiga, kinerja neraca pembayaran Indonesia triwulan II-2019 diperkirakan tetap terjaga, sehingga menopang stabilitas eksternal Indonesia. Perkembangan ini ditopang surplus transaksi modal dan finansial yang lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya. 

Keempat, nilai tukar rupiah menguat sehingga mendukung stabilitas eksternal. Pada awal Juli 2019 rupiah menguat 1,06% sampai 17 Juli 2019 secara point to point dibandingkan dengan level akhir Juni 2019. 

Kelima, Inflasi Juni 2019 tetap terjaga pada level yang rendah dan stabil. Inflasi Indeks Harga Konsumen Juni 2019 tercatat 0,55% (mtm) atau 3,28% (yoy), sedikit menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,68% (mtm) atau 3,32% (yoy). 

Keenam, stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, disertai dengan cukupnya ketersediaan likuiditas dan membaiknya risiko kredit. 

Terakhir, kelancaran sistem pembayaran tetap terpelihara, baik dari sisi tunai maupun nontunai. Dari sisi pembayaran tunai, posisi Uang Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 1,4% (yoy) pada Juni 2019, tumbuh lebih rendah dari periode sebelumnya. 

img
Ardiansyah Fadli
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan