PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) akan mengandalkan pertumbuhan kredit dari tiga sektor yang tidak terkena dampak pandemi Covid-19. Tiga sektor tersebut adalah farmasi, telekomunikasi, dan fast moving consumer goods (FMCG).
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan dengan fokus di tiga sektor tersebut, perusahaan dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19.
"Kami akan mencoba tumbuh selektif ke sektor-sektor yang tidak terdampak Covid-19 dengan mengedepankan kehati-hatian," kata Royke dalam paparan kinerja kuartal I-2020 Bank Mandiri, Senin (8/6).
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Silvano Rumantir mencatat kredit perseroan di sektor farmasi, telekomunikasi, dan FMCG pada kuartal I-2020 masih tumbuh cukup baik. Secara tahunan, eksposur kredit bank berlogo pita emas ini ke sektor farmasi tumbuh 16,8%, eksposur kredit FMCG tumbuh 6,9%, dan kredit di sektor telekomunikasi tumbuh 44%.
"Kami akan fokus ke sektor yang kami anggap resilien di masa pandemi ini. Tentunya kami juga akan terus mendukung debitur kami yang masih sehat dan merupakan market leader di industrinya," ujar Silvano.
Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit konsolidasi pada kuartal I-2020 sebesar 14,20% menjadi Rp902,7 triliun, dari Rp790,5 triliun pada kuartal I-2019. Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, baik di wholesale maupun ritel.
Segmen corporate banking Bank Mandiri tercatat tumbuh 16,78% secara tahunan atau yoy mencapai Rp328,7 triliun, dari Rp281,4 triliun. Kemudian segmen kelembagaan tumbuh 34,35% yoy mencapai Rp24,6 triliun, dari Rp18,3 triliun.
Segmen komersial juga tercatat tumbuh 15,35% yoy mencapai Rp150,2 triliun, dari Rp130,2 triliun. Sementara segmen mikro tumbuh 17,11% yoy mencapai Rp124,7 triliun, dari Rp106,5 triliun. Adapun segmen konsumer tumbuh 8,93% secara tahunan mencapai Rp95 triliun dari Rp87,2 triliun dan kredit perusahaan anak tumbuh 10,6% yoy menjadi Rp116,6 triliun dari Rp105,9 triliun.