PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) akan menambah jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) menjadi Rp5,5 triliun tahun 2021. Jumlah ini bertambah Rp1 triliun dari tahun lalu yang sebesar Rp4,5 triliun.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menyampaikan, penambahan CKPN ini dikhususkan untuk debitur program restrukturisasi Covid-19 yang diperkirakan akan jatuh ke kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL).
"Kami sudah restrukturisasi Rp123,4 triliun debitur terdampak Covid-19. Dari jumlah itu, balance-nya di akhir tahun jadi Rp93 triliun karena sebagian besar sudah mulai bayar lagi," kata Siddik, Senin (15/3).
Dia melanjutkan, dari jumlah tersebut, Bank Mandiri memperkirakan ada sebagian kredit dari debitur di akhir tahun ini atau tahun depan akan menjadi NPL karena usaha mereka tidak bisa bangkit kembali.
Penambahan jumlah CKPN menjadi Rp5 triliun tersebut dilakukan perseroan sebagai langkah antisipasi, agar tidak memengaruhi kinerja keuangan perseroan di tahun ini dan tahun depan.
"Kami perkirakan sebenarnya yang akan jatuh ke NPL di bawah 8%. Tahun lalu kami perkirakan sekitar 11%-an, tetapi, seiring berjalannya waktu, banyak dari debitur tersebut yang sudah bisa menyesuaikan bisnis modelnya," ujar dia.
Siddik pun optimistis jumlah kredit debitur yang turun ke NPL akan terus berkurang dengan berjalannya vaksinasi dan pemulihan ekonomi. Berkaca dari pengalaman tahun lalu, hanya 0,3% hingga 0,4% kredit debitur yang jatuh menjadi NPL sampai akhir tahun. Selebihnya, bisa melanjutkan program restrukturisasi.
Adapun untuk debitur yang belum sembuh 100% dan masih bisa diselamatkan, Bank Mandiri memastikan pihaknya akan memberikan restrukturisasi ulang. Selain itu, pihaknya juga akan membantu debitur mereka dengan berbagai macam program stimulus dari pemerintah, seperti program intersubsidi UMKM, program penjaminan kredit dari Askrindo dan Jamkrindo untuk UMKM, serta program penjaminan kredit untuk segmen korporasi.
"Kami gunakan semua program itu untuk membantu debitur kami yang dulunya bagus, untuk berjalan melalui krisis. Sehingga setahun lagi krisis selesai, mereka siap kembali," ucapnya.