Kementerian Keuangan (Kemenkeu) resmi menerbitkan Obligasi Negara Ritel (ORI) dengan seri ORI018 untuk ditawarkan kepada masyarakat. Penerbitan ORI018 ini sebagai langkah pemerintah mencukupi pembiayaan penanggulangan Covid-19 di dalam negeri.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menjelaskan, seri obligasi ritel kali ini ditawarkan dengan tingkat kupon sebesar 5,7% per tahun dan dijamin tingkat keamanannya bagi investor.
"Pertama, ORI018 ini adalah instrumen yang diterbitkan pemerintah, jadi insya Allah aman kalau di luar banyak yang abal-abal, ini diterbitkan pemerintah," katanya dalam peluncuran ORI018, Kamis (1/10).
Selain itu, ORI018 juga dapat diakses lebih mudah oleh masyarakat melalui platform online karena pemerintah telah menggandeng 26 lembaga keuangan yang terdiri dari bank dan layanan keuangan lainnya untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat.
"Saat ini ORI018 sudah bisa diperoleh secara online. Kita sudah memasarkan loan SBN retail ini melalui platform online. Anytime anywhere hanya melalui gadget terkoneksi internet bisa beli di dalam masa penawaran," ujarnya.
Di samping itu, tingkat kupon sebesar 5,7% tersebut juga berlaku tetap atau fixed rate, dan lebih tinggi dibandingkan dengan bunga penjaminan yang ditetapkan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) yang sebesar 5%.
"Return untuk ORI018 ini, kami tawarkan 5,7%. Itu sifatnya fix," ucapnya.
Sementara itu, Plt Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengungkapkan target penjualan awal dari ORI018 ini sebesar Rp5 triliun. Target tersebut tergolong kecil jika dibandingkan dengan target penjualan seri ORI sebelumnya.
"Biar masyarakat lihat cuma Rp5 triliun jadi jangan tunggu lama-lama. Kalau memang lebih tinggi dari itu, nanti kami tingkatkan," ujarnya.
Sementara itu, obligasi seri ORI018 diberi tenor tiga tahun dengan jatuh tempo hingga 15 Oktober 2023. Investor dapat membeli obligasi ritel ini dengan pemesanan minimal Rp1 juta dan maksimal pemesanan Rp3 miliar.