Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) mengklaim stok dan harga pangan cenderung stabil memasuki pertengahan bulan puasa dan menjelang Idulfitri. Ini berdasarkan hasil pengecekan harga bahan pangan pokok (bapok) di pasar tradisional Rawamangun, Jakarta, pada Senin (3/4).
"Hari ini, kita bersama Menteri Perdagangan (Mendag) kembali memantau harga-harga kebutuhan pangan pokok di Pasar Rawamangun. Dari sisi pasokan aman, semua pangan pokok tersedia dengan stok yang cukup, dari sisi harga relatif stabil," ucap Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, dalam keterangannya.
"Memang ada beberapa komoditas yang harganya naik. Namun, tidak terlalu signifikan dan tidak terpaut jauh dari harga acuan pembelian/penjualan (HAP) yang telah ditetapkan Bapanas," sambungnya.
Berdasarkan hasil pemantauan, harga daging sapi tercatat Rp140.000/kg dan sesuai HAP yang ditetapkan Bapanas, daging ayam ras Rp35.000/kg (HAP Rp36.750/kg), telur ayam Rp30.000/kg (HAP 27.000/kg), beras medium Rp10.500/kg (harga eceran tertinggi/HET Rp10.900/kg), beras premium Rp13.000/kg (HET Rp13.900/kg), cabai merah keriting Rp45.000/kg (HAP Rp37.000-Rp55.000/kg), cabai rawit merah Rp60.000/kg (HAP Rp40.000-Rp57.000/kg), bawang merah Rp45.000/kg (HAP Rp36.500-Rp41.500/kg), bawang putih Rp40.000/kg, minyak goreng (Minyakita) Rp14.000/liter (sesuai HAP), dan gula konsumsi Rp14.000/kg (HAP Rp13.500-Rp 14.500/kg).
Dari sejumlah komoditas tersebut, Arief melanjutkan, harga daging sapi, daging ayam ras, cabai merah keriting, minyak goreng, dan gula konsumsi stabil dan masih berada di bawah atau sama dengan HAP. Adapunyang di atas harga acuan adalah telur ayam, cabai rawit merah, dan bawang merah.
"Sedangkan untuk komoditas beras, setelah penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) terbaru berdasarkan Perbadan Nomor 6 Tahun 2023, kondisi harga beras medium dan premium tadi kita cek masih berada di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan," katanya.
Bapanas sedang menyiapkan sejumlah langkah mitigasi yang dikolaborasikan bersama Dinas Pangan dan kementerian/lembaga terkait dalam menjaga stabilitas harga-harga beberapa komoditas yang masih di atas HAP. Misalnya, peningkatan intensitas operasi pasar atau gerakan pangan murah (GPM) terjadwal se-Indonesia hingga Idulfitri dan pendistribusian pangan dari sentra produksi ke daerah konsumsi.
"Untuk cabai, misalnya, apabila terkendala di biaya transportasi, kami dukung pemerintah daerah (pemda) mengoptimalkan dana BTT atau biaya tidak terduga yang bisa digunakan untuk memobilisasi stok dari daerah surplus ke daerah defisit," ujarnya.
"Badan Pangan Nasional juga memiliki program fasilitasi pendistribusian untuk stabilisasi harga. Program ini bisa dikolaborasikan dengan pemerintah daerah, asosiasi, koperasi, atau pelaku usaha lainnya," imbuhnya.
Dalam kunjungan tersebut, Arief juga merespons keluhan pedagang tentang naiknya harga garam konsumsi menjadi Rp6.000/kg. "Garam nanti saya cek untuk memastikan informasinya karena angka Rp6.000/kg itu terlalu tinggi. Untuk garam, kalau [cuaca] sudah panas, harganya akan baik, sedangkan kalau hujan kebalikannya."
Arief pun memastikan ke depannya upaya menjaga stok dan harga pangan tetap stabil sampai Idulfitri akan terus digenjot pemerintah, baik melalui pemantauan stok dan harga harian maupun aksi stabilisasi. Ini sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta stok dan harga pangan dijaga dari sisi stabilitas dan keseimbangannya.