Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan distribusi beras dengan logo Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sudah ada di berbagai daerah. Masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah.
Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas, Maino Dwi Hartono mengatakan, setiap outlet yang menjadi mitra Bulog memiliki spanduk khusus dengan gambar beras SPHP terpampang di sana. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui hal ini.
“Beras SPHP harus diinformasikan ke masyarakat karena ada beberapa masyarakat yang tidak tahu, atau pelakunya (outlet) tidak memasang spanduk,” kata Maino dalam Alinea Forum, Jumat (3/3).
Penyaluran beras sangat penting bagi masyarakat karena memiliki harga yang terbilang murah dibandingkan dengan HET. Berbagai zona HET pun memiliki harga bervariasi, namun tetap lebih mahal dibandingkan beras SPHP.
Sebagai contoh pada Zona HET di Sumatera, kecuali Lampung dan Sumatera Selatan, memiliki HET Rp9.950/kg. Sementara, beras SPHP dijual dengan Rp8.600/kg.
Pada Zona HET Lampung, Sumatera Selatan, Jawa, Bali, NTB hingga Sulawesi memiliki HET Rp9.450/kg dan harga beras SPHP adalah Rp8.300/kg.
Pada zona terakhir yang meliputi Papua, Papua Barat, Maluku juga memiliki harga HET Rp10.250/kg. Namun, beras SPHP memiliki harga hanya di angka Rp8.900/kg.
Tidak hanya itu, pengemasannya juga masih menjadi perhatian Bapanas. Masih banyak beras SPHP yang dikemas dalam karung dengan volume 50kg.
“Padahal yang idealnya 5 kg,” ujarnya.
Kemasan 5 kg membuat masyarakat lebih mudah menerima dan mengantisipasi adanya penyalahgunaan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Terkait hal ini, Bapanas masih berkoordinasi dengan Bulog untuk mencari solusi karena tidak semua bisa dikemas dalam ukuran 5kg.