PT Regio Aviasi Industri (RAI) telah kebanjiran pesanan untuk pesawat R80, yang dirancang Presiden RI ke-3 RI BJ Habibie. Padahal pesawat tersebut masih dalam bentuk purwarupa.
Komisaris PT RAI Ilham Akbar Habibie mengatakan, pesawat tersebut baru akan selesai beberapa tahun ke depan. "Insyaallah tahun 2024-2025 selesai. Memang lama," kata putra BJ Habibie di Solo, Senin (11/3).
Meski demikian, sudah ada 155 unit pesawat yang dipesan. Jumlah tersebut merupakan pesanan dari empat maskapai penerbangan dalam negeri.
Dia mengatakan, maskapai dalam negeri memesan pesawat ini karena sesuai dengan kebutuhan di dalam negeri. Kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan, membutuhkan pesawat yang dapat lepas landas dan mendarat pada lintasan yang tidak terlalu panjang. Pesawat R80 memenuhi kebutuhan ini.
Meski demikian, Ilham mengatakan potensi pasar pesawat ini tak hanya terbatas di dalam negeri. Negara-negara kepulauan yang memiliki kondisi geografis serupa Indonesia, bisa menjadi target pemasaran pesawat ini.
"Di antaranya ke Filipina, Vietnam, dan Thailand. Selain Asia juga di Afrika, Amerika Latin, dan Australia. Mereka butuh pesawat seperti itu, yang pakai baling-baling," katanya.
Menurut Ilham, tak banyak negara yang mampu membuat pesawat jenis R80. Hanya ada 20 dari 200 negara yang bisa membuat pesawat tersebut secara utuh, salah satunya Indonesia.
Di kelasnya, R80 bersaing dengan pesawat ATR dan Bombardier Dash-8 dari pabrikan asal Prancis dan Kanada. Namun R80 memiliki keunggulan pada efisiensi bahan bakar dan daya angkut lebih banyak, yaitu dengan kapasitas 80-100 penumpang. (Ant)