Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan pembangunan Pelabuhan di Tanjung Pinggir, Batam, segera dieksekusi. Proyek infrastruktur perhubungan ini pun disebut bakal menjadi percontohan, terutama dalam membenahi tata kelola pelabuhan.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan, Pelabuhan Tanjung Pinggir akan lebih besar dibandingkan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Pelabuhan ini sebagai smart and green port. Kita harus bisa mengimplementasikan NLE (National Logistic Ecosystem) yang sudah diluncurkan sejak tahun lalu," katanya dalam keterangan resminya, Selasa (25/1).
Kemenko Marves menargetkan implementasi NLE ddilakukan di 10 pelabuhan setelah Batam. Harapannya, pemfungsian seluruhnya berjalan secara efisien.
Menurut Luhut, pemerintah sudah memutuskan merevitalisasi pelabuhan di Batam. Untuk itu, pemerintah dapat melakukan persiapan dan pembenahan sistem tata kelola, termasuk digitalisasi layanan pelabuhan, selain infrastruktur fisik.
Dirinya menambahkan, cost pelabuhan di Indonesia lebih mahal sebelum NLE diimplementasikan. Cost di Sea Port Singapura, ungkap Luhut, hanya 13%.
"Kita ini masih di angka 24% dan diharapkan pada tahun 2024 turun menjadi 17%. Jangan ada kenaikan tarif, harus ada efisiensi," tegasnya.
Mengenai rencana pembangunan pelabuhan internasional, dia berpesan dilaksanakan studi teknis yang melibatkan akademisi, perguruan tinggi, dan konsultan berpengalaman.
"Di samping itu, terkait studi ekonomi faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam analisis dampak ekonomi langsung maupun tidak langsung."