close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Budi daya bawang putih di Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jateng, Sabtu (22/8/2020). Dokumentasi Ditjen Hortikultura Kementan
icon caption
Budi daya bawang putih di Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jateng, Sabtu (22/8/2020). Dokumentasi Ditjen Hortikultura Kementan
Bisnis
Minggu, 23 Agustus 2020 13:43

Batang perluas budi daya bawang putih

Pengembangan bawang putih di Batang masif dilakukan sejak 2018.
swipe

Kabupaten Batang, Jawa Tengah (Jateng), terus memperluas area budi daya bawang putih. Pada 2018, luas tanam mencapai 50 hektare (ha). Setahun berselang menjadi 275 ha.

"Kabupaten Batang selalu melakukan ekspansi lahan baru. Luasan yang ada sekarang ini (pertengahan 2020, red) 115 hektare dan akan terus kami perluas," ujar Wakil Bupati Batang, Suyono, dalam keterangan tertulis, Minggu (23/8). 

Desa Pranten, Kecamatan Bawang, menjadi salah satu pusat pengembangan bawang putih di Batang. Sebelumnya sentra budi daya kentang. Beralih lantaran harga kentang jatuh dan ada penawaran tanam bawang putih dengan harganya menggiurkan.

Direktur Perbenihan Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Sukarman, menambahkan, produktivitas bawang putih di Batang mencapai 17 ton per ha. Sementara itu, capaian nasional hanya 6 ton per ha. "Ini sudah menghasilkan dan memenuhi kebutuhan dalam negeri."

"Pun dalam hal serapan anggaran, Kabupaten Batang termasuk tinggi. Artinya, mampu mengalokasikan anggaran dengan maksimal," imbuh dia.

Berdasarkan data Ditjen Hortikultura, luas lahan budi daya bawang putih nasional 10.000 ha. Angka produksinya 88.000 ton dari total kebutuhan konsumsi 560.000 ton.

Sementara itu, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura, Tommy Nugraha, menjelaskan, perlu seleksi benih berkualitas serta budi daya yang baik agar menghasilkan bawang putih berukuran besar dan mampu bersaing dengan produk impor.

"Lokasi panen yang tepat berada di kaki Lereng Gunung Dieng ini pemandangannya sangat indah. Selain bisa menghasilkan bawang putih berkualitas, juga bisa menjadi wilayah agrowisata. Insyaallah, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di sini," paparnya.

Di sisi lain, Anggota Kelompok Tani (Poktan) Sanding Kladu, mengungkapkan, petani bawang putih di Batang mendapat kekhususan tersendiri karena harga dipatok Rp10.000 per kilogram (kg). Nilainya serupa dengan harga di tengkulak. Sehingga, ada kepastian harga.

Hal itu membuat animo petani untuk menanam bawang putih tinggi sejak dua tahun terakhir. Mereka membudidayakan varietas lumbu hijau.

"Prospek jualnya bagus. Meskipun di saat pandemi harganya sedang menurun, kami bertekad untuk terus melakukan penanaman bawang putih guna mendukung swasembada bawang putih," katanya.

img
Fathor Rasi
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan