close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta, Paulus Lumintang (tengah) menyampaikan paparan kinerja BBJ 2019 dan target BBJ 2020 di Jakarta Future Exchange, Senin (23/12/2019). Alinea.id/Annisa Saumi.
icon caption
Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta, Paulus Lumintang (tengah) menyampaikan paparan kinerja BBJ 2019 dan target BBJ 2020 di Jakarta Future Exchange, Senin (23/12/2019). Alinea.id/Annisa Saumi.
Bisnis
Senin, 23 Desember 2019 18:22

Bursa Berjangka targetkan transaksi multilateral 2020 naik 20%

Kontrak multilateral yang banyak diperdagangkan sepanjang tahun 2019 adalah kontrak emas.
swipe

Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Futures Exchange (JFX) optimistis jumlah transaksi multilateral pada 2020 akan naik sebesar 20% dari 1,45 juta lot pada tahun 2019, menjadi 1,75 juta lot pada 2020.

Sementara itu, transaksi bilateral ditargetkan tumbuh 19% atau naik menjadi 6,25 juta lot tahun 2020, dari 5,25 juta lot pada 2019. Sedangkan, target untuk pasar fisik timah untuk 2020 sebesar 72.000 ton. 

Sementara, untuk tahun 2019, Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang mengatakan BBJ telah mencapai total transaksi kontrak yang melebihi target. Transaksi kontrak tersebut mencapai 7,5 juta lot, atau meningkat 17% dari target 2019 sejumlah 6,4 juta lot. 

Dari kinerja perdagangan hingga periode 18 Desember 2019, terdapat kenaikan yang cukup signifikan sebesar 18% atau 7,5 juta lot dari 6,3 juta lot dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, volume transaksi untuk kontrak multilateral juga mengalami kenaikan, sebesar 9% menjadi 1,3 juta lot dari 1,2 juta lot dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

Sementara itu, volume transaksi untuk kontrak bilateral, juga mengalami kenaikan yang cukup signiflkan sebesar 20,4%, menjadi 6,15 juta lot dari 5,10 juta lot di tahun 2018. 

Adapun kontrak multilateral yang banyak diperdagangkan sepanjang tahun 2019 adalah kontrak emas yang tercatat sebesar 622.412 Lot atau 45,6% dari keseluruhan kontrak multilateral. Kemudian disusul oleh kontrak kopi sebesar 380.825 lot atau 27,9% dari volume multilateral, kontrak olein sebesar 323.538 lot atau 23,7% dan kontrak kakao sebesar 37.797 lot atau 2,8% dari keseluruhan multilateral. 

"Harga emas yang cukup fluktuatif sepanjang tahun 2019 menjadi pendorong ramainya transaksi Kontrak Berjangka Emas di Bursa Berjangka Jakarta. Begitupun dengan adanya revitalisasi kontrak olein 10 juga penyumbang transaksi yang cukup besar," kata Paulus di Jakarta Futures Exchange, Jakarta, Senin (23/12).

Selain itu, lanjut Paulus, permintaan kopi di pasar lokal yang semakin tinggi dan harga yang membaik dibanding tahun lalu, juga menjadi pemicu pertumbuhan transaksi kopi di Bursa Berjangka Jakarta. 

Adapun untuk tahun 2020, Paulus mengatakan, BBJ akan melakukan beberapa program seperti launching penggunaan sistem baru front end dan back end, fokus pada penguatan produk multilateral Kontrak Berjangka Palm Oil dan produk terkait emas, khususnya Kontrak Emas Syariah, dan menyiapkan pasar fisik kopra putih dan pasar fisik hasil tambang. 

Selain itu, BBJ juga akan meningkatkan pendapatan melalui pengembangan dan pemberdayaan ragam sumber pendapatan, fokus pada produk kontrak berjangka yang telah ada untuk peningkatan frekuensi transaksinya, serta mengupayakan pengembangan kontrak berjangka yang baru.

Kemudian, BBJ juga akan melakukan efisiensi tanpa mengurangi aktifitas dan kualitas usaha, melakukan beberapa inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan layanan meningkatkan daya tarik industri PBK di mata masyarakat. 

"BBJ juga akan meningkatkan sinergitas bersama Regulator, SRO dan Asosiasi-Asosiasi terkait, serta meningkatkan kerja sama/transfer knowledge information dengan bursa Luar Negeri," tuturnya. 

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan