PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) membidik target pertumbuhan kredit di kisaran 7%-8% di tahun 2022. Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BBCA Hera F. Haryn optimistis likuiditas yang masih memadai dan harapan akan pemulihan ekonomi bakal mendorong permintaan kredit.
"Kami telah melakukan penyesuaian suku bunga kredit yang diberikan kepada nasabah sejalan dengan pergerakan suku bunga acuan (BI 7 Days Reverse Repo Rate) serta mempertimbangkan perkembangan kondisi ekonomi bisnis di tanah air," ujar Hera kepada Alinea.id, Selasa (18/1).
Turunnya suku bunga kredit itu seiring dengan penurunan suku bunga simpanan berjangka atau deposito yang telah dilakukan oleh BBCA. Menurut Hera, suku bunga deposito rupiah BBCA ditetapkan sebesar 2% per tahun yang berlaku efektif sejak 1 Desember 2021 dan berlaku untuk semua nominal dan jangka waktu simpanan.
"Membuka tahun baru 2022, kami senantiasa berkomitmen untuk mempertahankan kinerja fundamental yang solid," ujar Hera.
BBCA juga mengeklaim bakal meningkatkan kualitas layanan yang prima baik offline maupun online, taat terhadap berbagai aturan dan ketentuan, berkomitmen terhadap tata kelola usaha yang berkelanjutan, mengembangkan solusi perbankan dan produk yang inovatif dan relevan, strategi komunikasi yang semakin efektif, serta soliditas internal BBCA.
Menurutnya, bisnis perbankan juga didukung oleh langkah pemerintah lewat percepatan program vaksinasi sehingga mengurangi dampak pandemi. Selain itu, peraturan relaksasi kredit dari regulator yang dirilis sejak awal pandemi juga membuat perbankan dapat memberikan pelayanan secara optimal.
"Kami yakin pandemi Covid-19 di Indonesia semakin terkendali dan geliat perekonomian di Indonesia akan terus bangkit. Hal tersebut seiring dengan pemulihan ekonomi yang mulai berjalan disertai dengan penerapan protokol kesehatan dan berbagai kebijakan strategis dari regulator dan otoritas perbankan," ujarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, tuturnya, BBCA akan memperkuat ekosistem finansial, penyempurnaan dan modernisasi dari infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki dalam mendukung keamanan berbagai layanan perbankan transaksi digital sehingga dapat meningkatkan volume transaksi digital perbankan dan dapat mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.
Perusahaan juga akan menggenjot investasi di area digital serta menyiapkan sekitar Rp5 triliun untuk pengembangan IT di 2022.
"Kami melakukan berbagai investasi pada jaringan perbankan dan infrastruktur teknologi informasi sebagai langkah strategis untuk mendukung peningkatan jumlah nasabah dan memperluas ekosistem pembayaran," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan keamanan siber menjadi fokus BBCA seiring meningkatnya tren transaksi digital.