Meski pasar tengah bearish, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis akan kedatangan 16 calon emiten yang akan melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) tahun ini.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio, mengatakan dua dari 18 calon emiten yang akan IPO tahun telah melantai di pasar modal pada kuartal I/2018. Kedua emiten tersebut adalah PT LCK Global Kedaton Tbk dan PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk.
"Sampai sekarang sudah ada 16 calon emiten yang mau masuk IPO," katanya, Kamis (15/3).
Sepanjang tahun ini, Tito membidik target sebanyak 35 calon emiten akan go public. Dia memastikan, sebanyak 10 perusahaan akan IPO pada semester I/2018.
Calon-calon emiten tersebut masih menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Termasuk anak badan usaha mililk negara (BUMN).
Lebih dari 100 perusahaan telah berkonsultasi dengan otoritas pasar modal untuk go public. Namun, perusahaan-perusahaan tersebut belum mengajukan proses penawaran saham perdana di BEI.
Pada tahun 2017 lalu, penghimpunan dana dari pasar modal melalui skema IPO mencapai 37 emiten. Sehingga total jumlah emiten di BEI mencapai 567 secara total.
Jumlah emiten IPO tahun lalu menjadi yang tertinggi sejak 1998 setelah sebelumnya pernah mencapai 31 emiten dalam satu tahun pada 2001 dan 2013. Meski begitu, BEI harus menerima kenyataan bahwa nilai emisi melalui IPO tahun lalu hanya Rp9,5 triliun atau terendah sejak 2014 yang kala itu hanya Rp8,3 triliun.
Berdasarkan data OJK, nilai emisi IPO pada 2016 mencapai Rp12,07 triliun atau naik 6,72% dari nilai emisi 2015 yang sebesar Rp11,31 triliun. Untungnya, realisasi nilai emisi 2017 masih melampaui estimasi OJK yang hanya menetapkan nilai Rp8 triliun.