close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto Antara.
icon caption
Ilustrasi. Foto Antara.
Bisnis
Senin, 07 Desember 2020 16:22

Disebut lebih menarik, BEI luncurkan IDX30 Futures dan Government Basket Bond Futures

BEI telah menerbitkan LQ45 Futures sejak tahun 2016 dan Government Bond Futures, namun belum terlihat aktif.
swipe

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengadakan soft launching dua produk derivatif, yaitu IDX30 Futures dan Government Basket Bond Futures, Senin (7/12).

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widito Widodo mengatakan, IDX30 Futures merupakan suatu kontrak berjangka yang terdiri dari indeks efek IDX30, sedangkan Government Basket Bond Futures adalah kontrak berjangka sekumpulan Surat Utang Negara (SUN).

"Sebenarnya BEI telah menerbitkan LQ45 Futures sejak tahun 2016 dan Government Bond Futures dengan underlying SUN seri acuan 5 tahun dan 10 tahun sejak 2017. Namun, kami menyadari perlu dilakukan perbaikan karena selama ini belum terlihat aktif," kata Laksono, Senin (7/17).

Laksono melanjutkan, produk ini diarahkan ke investor institusi atau investor yang mempunyai pengetahuan yang lebih dalam terhadap pasar. Instrumen ini sebagai sarana lindung nilai atau hedging dengan potensi return sesuai dengan estimasi investor.

Dia optimistis kedua produk ini akan lebih menarik bagi investor. Pasalnya, nilai dan multiplayer-nya lebih kecil dari LQ45 Futures, sehingga modal yang dibutuhkan lebih kecil.

Selain itu, aset dasarnya yang berupa IDX30 diyakini akan menjadi incaran investor. Selama ini, produk investasi, baik Exchange Traded Fund (ETF) maupun produk yang sifatnya aktif, yang mengacu pada indeks di bursa, lebih banyak didominasi oleh IDX30. Bahkan, lanjutnya, IDX30 merupakan indeks yang paling banyak digunakan sebagai underlying dari produk reksa dana indeks maupun ETF, dengan jumlah 19 produk dan nilai aktiva bersih sebesar Rp8,7 triliun pada Oktober 2020.

"Secara natural kami menganggap perlu meluncurkan produk terkait IDX30, yang dalam hal ini adalah IDX30 futures," ujar dia.

Adapun tantangan yang paling utama saat ini, menurut Laksono adalah membangun pasar yang belum terbentuk. Namun, apabila berkaca pada produk bursa yang saat ini banyak digunakan, yaitu ETF, saat pertama kali diluncurkan pada 2007 juga hanya satu penerbit yang berminat.

Seiring dengan perkembangannya, penerbitan ETF menjadi semarak pada 2017. Kini, BEI mencatat jumlah penerbitan ETF Indonesia, sebanyak 45 ETF, merupakan yang terbanyak di antara bursa di Asia Tenggara.

"Tantangan kami adalah bagaimana mengembangkan pasar ini? Saat ini kami baru memiliki satu liquidity provider untuk produk ini, sama seperti saat kami mulai dengan ETF," tutur dia.  

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan