Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan penyesuaian metode perhitungan indeks yang sudah ada saat ini dengan menambahkan indikator rasio free float terhadap kapitalisasi pasar.
Artinya, akan terjadi adjustment (penyesuaian) dari saham-saham yang berada dalam indeks LQ45 dan IDX30 yang sudah ada saat ini.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo, mengatakan, tujuan dilakukannya penyesuaian ini adalah untuk memberikan gambaran riil nilai saham yang dapat diperoleh investor dengan mengecualikan nilai saham yang dimiliki pemegang saham pengendali.
"Tujuannya karena fairness, di semua industri ada free float adjusted. Kalau perusahaan market capnya besar tapi free floatnya kecil, kan kasian aset manager karena tidak ada barang," kata dia di Gedung BEI, Junat (9/11).
Selain itu, metode ini juga dinilai akan meningkatkan efisiensi portofolio dengan berkurangnya bobot saham-saham free float rendah sehingga emiten akan lebih meningkatkan jumlah saham free float-nya.
"Perusahaannya besar tapi saham yang tersedia kecil. Akibatnya terjadi valuasi yang bisa naik karena mengejar barang yang sama. Fairness," tambah dia.
Pertimbangan diberlakukannya hal ini karena dinilai telah menjadi common practice untuk perhitungan indeks oleh index providers dan bursa utama dunia.
Nantinya, saham-saham dalam indeks LQ45 dan IDX30 akan kembali dilakukan penghitungan ulang berdasarkan jumlah saham beredarnya dan dari sisi likuiditas serta fundamental perusahaannya.
Sementara itu, penerapan free float pada perhitungan indeks LQ45 dan IDX30 akan direalisasikan pada semester satu 2019 yakni pada bulan Februari 2019.
"Awal februari dengan masa adjusment. Tapi tidak immediately kita berikan karena biar ada penyesuaian waktu juga supaya tidak terlalu kaget," pungkasnya.