Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno resmi mencopot 5 jajaran direksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. lantaran kerap terjadi kecelakaan kerja dalam pengerjaan proyek infrastruktur.
Emiten berkode saham WSKT itu menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada Jumat (6/4) di Gedung Waskita. Kementerian BUMN sebagai wakil pemerintah yang memiliki saham mayoritas di dalam WSKT memutuskan mencopot lima dari enam jajaran direksi perseroan.
Bahkan, Direktur Utama WSKT Muhammad Choliq meminta maaf atas sejumlah kasus yang terjadi terutama terkait kecelakaan kerja dalam proyek infrastruktur. Dia dicopot setelah menjabat sejak 2008.
"Pertama-tama saya meminta maaf. Mungkin selama ini ada yang tidak berkenan. Saya selaku direksi utama meminta maaf. Yang pasti saya jamin direksi baru ini 100% dari BUMN," kata M. Choliq.
Menteri BUMN Rini Soemarno hanya menyisakan satu direktur di jajaran direksi, dan menambah satu posisi baru direksi perseroan. Bambang Rianto kini dipercaya sebagai Direktur Operasi II dari sebelumnya Direktur Operasi III.
Direktur Human Capital Management dijabat oleh Hadjar Seti Adji, Direktur Keuangan Haris Gunawan, Direktur Operasi I Didit Oemar Prihadi, Direktur Operasi III Fery Hendriyanto, dan Direktur Quality, Health, Safety & Environment Wahyu Utama Putra.
Mereka menggantikan Direktur Pengembangan dan Sumber Daya Manusia Agus Sugiono, Direktur Keuangan Tunggul Rajagukguk, Direktur Operasi I Adi Wibowo, dan Direktur Operasi II: Nyoman Wirya Adnyana.
Sementara, Direktur Utama dijabat oleh I Gusti Ngurah Putra, menggantikan M. Choliq. Dia sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero).
Berikut profil IGN Putra:
I Gusti Ngurah Putra tercatat lahir di Gianyar, Bali, pada 30 Juli 1959. Pria yang kini berusia 59 tahun itu menjabat sebagai Dirut Hutama Karya sejak Oktober 2014.
Dia memperoleh gelar sarjana dari jurusan Sipil Universitas Brawijaya pada 1984 dan gelar magister di Institute Manajemen Prastya Mulya pada 2004.
Putra memulai karirnya di Waskita Karya pada bagian teknik proyek HLD Mataram pada 1984. Karirnya terus menanjak sebagai kepala proyek di berbagai proyek untuk WSKT dalam kurun waktu 1987-1992.
Dia kemudian dipercaya sebagai Kepala Wilayah III pada 1999. Kemudian, pada 2008, Putra didaulat sebagai direktur produksi Waskita Karya sampai 2011. Selanjutnya, dia berpindah dengan menjadi Direktur Utama PT Nindya Karya (Persero) hingga 2014.
Akhirnya, Menteri BUMN dalam surat keputusan Nomor SK-222/MBU/10/2014, IGN Putra didaulat menjadi Direktur Utama Hutama Karya. Kini, dia kembali ke 'rumah' lamanya dengan menduduki kursi tertinggi di BUMN karya dengan kapitalisasi pasar Rp34,6 triliun.
Saat penutupan perdagangan, saham WSKT ditutup merosot 1,54% sebesar 40 poin ke level Rp2.550 per lembar. Tren koreksi saham WSKT terjadi sejak kerap terjadi kecelakaan kerja pada proyek-proyek infrastruktur.