Business Development Manager ICDX Dedi Prasetyo mengungkapkan, selama pandemi, industri perdagangan berjangka mengalami pertumbuhan yang sangat luar biasa dan signifikan. Namun begitu, kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum memahami Perdagangan Bursa Berjangka dengan baik.
Misalkan saja bursa komoditi, ICDX mencatatkan kenaikan transaksi multilateral sebesar 66,6% pada periode Januari-September 2021, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Ini artinya menunjukan industri kita saat ini mengalami pertumbuhan seperti yang diharapkan bersama. Baik itu dari sisi transaksi, pertumbuhan nasabah itu semuanya meningkat,” ucap Dedi dalam webinar ICDX bertajuk pentingnya bursa di perdagangan berjangka, Rabu (3/11).
Lebih lanjut, Dedi mengatakan, masih banyak masyarakat yang belum memahami Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) dengan baik. Padahal PBK dapat menjadi salah satu alternatif investasi bagi masyarakat, bahkan seringkali informasi mengenai PBK masih banyak dinilai negatif.
“Di Indonesia kalau bicara mengenai perdagangan berjangka masih sedikit yang paham, mereka umumnya hanya tau Bursa Efek Indonesia. Itu memang tidak salah karena Bursa Efek Indonesia sudah lahir terlebih dahulu sebelum adanya bursa berjangka,” tutur Dedi.
Lebih lanjut, Dedi mengungkapkan, di Indonesia terdapat dua jenis bursa, yaitu Bursa Efek Indonesia dan Bursa Berjangka. Dari sisi perbedaan BEI umumnya menjadi tempat untuk bertransaksi saham, sedangkan untuk produk-produk komoditi seperti valuta asing, emas, crude oil umumnya dilakukan di Bursa Berjangka.
Dedi menjelaskan bahwa Bursa Komoditi dibentuk sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Selain itu fungsi bursa yang lainnya adalah pembentukan harga atau price discovery. Selain itu fungsi bursa lainnya adalah sarana nilai atau hedging untuk mengurangi atau meniadakan risiko pada suatu investasi.
“Misalnya saya punya emas 10 kg seharga Rp10 miliar, ketika harga emas ini turun dari yang awal saya beli Rp1 juta menjadi Rp800.000 per gram, maka nilai total emas saya bukan Rp10 miliar lagi. Untuk menjaga agar nilai emas saya tetap Rp10 miliar, maka bisa dilakukan hedging atau short selling, jadi ketika harga turun transaksi di Bursa Komoditi mendapat untung untuk mengakomodir kerugian ,” tutur Dedi.
Jadi, Bursa Komoditi bukan hanya tempat untuk trading atau mencari keuntungan semata, tetapi fungsi utamanya untuk memfasilitasi pelaku industri yang memiliki kesamaan produk misalnya, toko emas, produsen emas, tambang emas, produsen crude oil, tambang minyak, eksportir dan importir.
“Kenapa dibentuk bursa, karena kebutuhan utamanya untuk hedging itu tadi,” tutup Dedi.