Petani mangga gedong di Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat (Jabar), mengenakan perangkap lalat beratraktan dari botol bekas guna mengendalikan hama. Sekitar 1.000 perangkap dipasang di sepanjang jalan utama Desa Kadu-Lebaksiuh atau setara 50 hektare (ha) kawasan budi daya.
"Petani sangat antusias. Mereka memang sudah merasakan manfaat dari pemasangan perangkap lalat buah (Bactrocera spp). Semangat persatuan ini yang ingin kami tularkan ke petani lainnya," ujar Kasi Perlindungan Hortikultura Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Jabar, Wahid Sarifudin, dalam keterangan tertulis, Selasa (18/8).
Pemasangan perangkap lalat dari botol bekas air mineral bercat merah putih itu dilakukan Kelompok Tani (Poktan) Mekar Rahyu, Mitra Tani, Mekar Mandiri, dan Saluyu II. Pembuatannya difasilitasi BPTPH Jabar dan beberapa pihak terkait usai mengikuti lokakarya "Agribisnis Budi Daya Tanaman Mangga Gedong Gincu", dua pekan lalu.
Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto, menerangkan, Potensi pengembangan mangga gedong di Sumedang besar lantaran telah dibudidayakan di lahan 5.000 ha. Apalagi, buah ini menjadi salah satu fokus pihaknya mengingat tingginya permintaan.
Di sisi lain, lalat buah menjadi penggangu tanaman mangga karena memengaruhi kualitas produk. Sehingga, bisa menghambat ekspor, khususnya ke Jepang dan Australia.
Karenanya, Ditjen Hortikultura menginisiasi Program Area Wide-Integrated Pest Management (AW IPM) sejak 2019 untuk sejumlah komoditas buah strategis, termasuk mangga. "Strategi yang digunakan relatif murah, mudah diaplikasikan, dan efektif," katanya.