Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan empat tantangan dalam pembangunan infrastruktur dasar di Indonesia.
"Pertama, disparitas antarwilayah terutama kawasan barat Indonesia dan kawasan timur Indonesia," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi seperti dilansir Antara dalam seminar nasional bertajuk Strategi Investasi Mewujudkan Infrastruktur Jalan yang Berkelanjutan di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Jumat (13/4).
Tantangan kedua, yakni mengenai daya saing nasional yang perlu terus didorong di antaranya dengan peningkatan konektivitas.
Berikutnya, tingkat urbanisasi yang tinggi hingga mencapai 53%. Penduduk tinggal di kawasan perkotaan dan tantangan terakhir adalah pemanfaatan sumber daya yang belum optimal dalam mendukung kedaulatan pangan dan energi.
"Guna menjawab tantangan-tantangan tersebut, menempatkan infrastruktur sebagai prioritas kebijakan pembangunan nasional merupakan pilihan yang logis dan strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Pasalnya, ketersediaan dan kualitas infrastruktur yang memadai, berkontribusi pada peningkatan daya saing infrastruktur Indonesia. Infrastruktur yang semakin kompetitif merupakan kunci utama dalam menarik investasi ke Indonesia.
Daya saing infrastruktur Indonesia pada 2012-2013 menempati posisi 78. Namun, dalam kurun lima tahun berikutnya, yakni 2017-2018, Indonesia telah berada pada urutan 52 dari 137 negara.
Meningkatnya kualitas infrastruktur dalam negeri diharapkan dapat menarik investasi ke Tanah Air yang telah memiliki predikat "layak investasi" dari sejumlah lembaga riset dunia.