Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun berada pada kisaran 5,05%-5,06% saat kondisi global tengah melambat.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menprediksi pertumbuhan ekonomi akan berada pada rentang 5,05%-5,06% hingga akhir 2019. Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis pertumbuhan ekonomi hanya 5,02% pada kuartal III-2019.
Untuk menggenjot target tersebut, Suahasil mengatakan pemerintah akan mendorong belanja pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.
"Kita pastikan belanja pemerintah akan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah pelemahan ekonomi global," kata Suahasil di Jakarta, Selasa (5/11).
Suahasil mengatakan, optimalisasi belanja pemerintah tersebut dilakukan dengan memperlebar defisit anggaran pada kisaran 2,0%-2,2%. Menurutnya, pelebaran defisit tersebut tak menjadi masalah selama menjadi bagian pendukung APBN terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Sehingga belanja itu tetap dikeluarkan tapi, enggak boleh dihambur-hamburkan, belanjanya efisien dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Itu adalah fungsi APBN untuk counter cyclical," tuturnya.
Menanggapi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun ke angka 5,02% pada kuartal III-2019, Suahasil mengatakan pertumbuhan tersebut telah sesuai pada jalurnya mengingat apa yang terjadi dengan pertumbuhan ekonomi global.
Suahasil mengatakan, pertumbuhan ekonomi di tingkat global biasanya menyentuh angka 3,4%, namun saat ini hanya 3,0%. "Kita masih lihat konsumsi stabil, investasi tumbuh 4%," ujar Suahasil.
Akan tetapi, Suahasil tak menampik apabila konsumsi pemerintah memang mengalami penurunan dibandingkan kuartal II-2019. Menurutnya, hal tersebut terjadi karena adanya pergeseran belanja.