PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) mencatatkan pertumbuhan piutang pembiayaan sebesar 6,1% atau Rp17,905 triliun pada kuartal I-2019 dari kuartal I- 2018 sebesar Rp16,870 triliun.
BFI mencatatkan Rp3,35 triliun pembiayaan baru pada kuartal I-2019 dengan komposisi 67,5% pembiayaan kendaraan roda empat, 17,7% pembiayaan kendaraan roda dua, 13,5% dari alat berat dan machinery. Sementara sisanya atau 1,9% merupakan pembiayaan properti (property-backed financing) dan syariah.
Pembiayaan baru ini turut mengerek kenaikan nilai aset BFI sebesar 3,5% menjadi Rp18,464 triliun year on year, dengan laba bersih sebesar Rp337 miliar.
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengatakan capaian perusahaannya terbilang cukup baik di tengah kondisi yang cukup menantang bagi industri pembiayaan dan melemahnya ekonomi makro yang cukup berimbas pada peningkatan kehati-hatian berbisnis.
“Sepanjang tahun 2019, BFI Finance menargetkan pertumbuhan bisnis yang cukup moderat," ujar Sudjono.
Sudjono melanjutkan, BFI sedang melakukan peningkatan infrastruktur dan teknologi untuk menghadapi kompetisi dari perusahaan berbasis teknologi.
Sudjono mengatakan BFI mampu menjaga rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Finance (NPF) di angka 1,33% pada kuartal I-2019. Capaian tersebut lebih rendah dari rata-rata industri pembiayaan yang mencapai 2,71%.
Sementara itu, NPF coverage, yaitu rasio kecukupan cadangan piutang yang diragukan dibandingkan NPF terjaga di angka sebesar 1,6x. Angka yang sama jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Untuk tahun 2019 ini, BFI juga menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II Tahun 2019 dengan total nilai sebesar Rp1 triliun. BFI juga turut melakukan roadshow dalam rangka penerbitan Pinjaman Sindikasi dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dengan empat bank, yaitu Bank ANZ, Bank MUFG, Bank Standard Chartered dan Bank SMBC.
Dari hasil roadshow tersebut, BFI memperoleh total komitmen di atas US$200 juta.
“Pinjaman sindikasi ditutup sebesar US$200 juta, yang akan digunakan sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan pembiayaan perusahaan,” kata Sudjono.
Untuk diketahui, pada tahun 2018, piutang pembiayaan BFI tumbuh sebesar 13,9% atau sebesar Rp17,283 triliun. Sementara itu, piutang yang dikelola tumbuh 15,1% atau Rp18,343 triliun.
BFI mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 23,6% atau Rp1,4 triliun. Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa yang digelar Selasa kemarin (28/5), BFI membagikan dividen tunai final sebesar Rp49 per lembar saham dan menyisihkan sebesar Rp13,693 miliar untuk cadangan dana perusahaan.