close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gubernur BI Perry Warjiyo. Foto Antara/dokumentasi
icon caption
Gubernur BI Perry Warjiyo. Foto Antara/dokumentasi
Bisnis
Jumat, 22 Oktober 2021 17:56

BI akan implementasikan BI-Fast Payment pada minggu kedua Desember 2021

Inovasi digital sistem pembayaran secara retail diarahkan untuk mewujudkan layanan sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman.
swipe

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, digitalisasi menjadi kunci untuk akselerasi pemulihan ekonomi nasional, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan inklusif. 

Untuk menjawab peluang dan tantangan tersebut Bank Indonesia akan meluncurkan BI-Fast, yang merupakan bagian dari penerapan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 untuk menyediakan infrastruktur sistem pembayaran ritel yang lebih cepat, mudah, ekonomis, serta dapat dilakukan secara real-time dan 24 jam.

“Untuk menjawab berbagai peluang dan tantangan tersebut, Bank Indonesia telah meluncurkan blueprint (SPI) sistem pembayaran digital yang akan diwujudkan hingga 2025,” ujar Perry Warjiyo dalam konferensi pers kebijakan penyelenggaraan BI-Fast, Jumat (22/10).

Perry mengatakan, dalam Blueprint Sistem Pembayaran 2025 ini, inovasi digital sistem pembayaran secara retail diarahkan untuk mewujudkan layanan sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, dan handal.

“Dalam konteks itu, infrastruktur sistem pembayaran retail sangat diperlukan dan Bank Indonesia menyajikan itu, dan bersama industri menghadirkan apa yang kita sebut BI-Fast yang diharapkan dapat menjadi backbone infrastruktur sistem pembayaran retail di masa depan,” ucap Perry.

Perry mengatakan BI-Fast dapat mengakselerasi pembayaran menggunakan berbagai instrumen dan kanal secara real time sampai penyelesaian transaksi secara aman, mudah, dan dapat beroperasi 24/7. Bank Indonesia mulai mengimplementasi BI-Fast tahap pertama pada minggu kedua Desember 2021. 

“Dengan fokus pada layanan transfer kredit individual, yang selanjutnya layanan BI-Fast akan terus diperluas secara bertahap mencakup layanan penyelesaian transaksi secara bersamaan, direct debit maupun atas dasar permintaan pembayaran,” ucap Perry.

Kepesertaan BI-Fast terbuka bagi seluruh bank maupun lembaga selain bank selama memenuhi kriteria 4C, yakni contribution, capability, collaboration, champion in readiness.

“Pada tahap pertama di Desember ini kami menetapkan 22 calon peserta untuk tahap pertama dan 22 calon peserta pada tahap ke-2 pada Januari 2022,” ucap Perry.

Perry menyebutkan, 22 daftar calon peserta BI-Fast tahap pertama, yaitu Bank Tabungan Negara, Bank DBS Indonesia, Bank Permata, Bank Mandiri, Bank Danamon Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Central Asia, Bank HSBC Indonesia, Bank UOB Indonesia, Bank Mega, Bank Negara Indonesia, Bank Syariah Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank OCBC NISP, Bank Tabungan Negara Unit Usaha Syariah (UUS), Bank Permata UUS, Bank CIMB Niaga UUS, Bank Danamon Indonesia UUS, Bank BCA Syariah, Bank Sinarmas, Bank Citibank NA, Bank Woori Saudara Indonesia.

Pada tahap kedua di Januari 2022, yaitu kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Bank Sahabat Sampoerna, Bank Harda internasional, Bank Maspion Indonesia, Bank Rakyat Indonesia Agroniaga, Bank Ina Perdana, Bank Mandiri Taspen, Bank National Nobu, Bank Jatim UUS, Bank Mestika Dharma, Bank Jatim, Bank Multiarta Sentosa, Bank Ganesha, Bank OCBC NISP UUS, Bank Digital BCA, Bank Sinarmas UUS, Bank Jateng UUS, Bank Standard Chartered, Bank KEB Hana Indonesia, Bank Jateng, BPD Bali dan Bank Papua.

“Tentu saja Ini adalah hasil asesmen sampai 2-3 hari lalu. Setelah minggu kedua Januari itu saja, ada kemungkinan peserta-peserta yang lain, bisa lebih cepat untuk mempersiapkannya. Tentu saja pada waktunya akan kami sampaikan,” tutup Perry.
 

img
Davis Efraim Timotius
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan