Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, hingga 19 Januari 2021 pihaknya telah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar perdana sebesar Rp13,66 triliun.
"Secara keseluruhan, jumlah pembelian SBN dari pasar perdana hingga 19 Januari 2021 sebesar Rp13,66 triliun, yang terdiri dari sebesar Rp9,18 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp4,48 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO)," katanya dalam video conference, Kamis (21/1).
Pembelian SBN oleh BI di pasar perdana merupakan skema berbagi beban atau burden sharing antara pemerintah dengan BI. Tujuannya adalah untuk mencukupi pembiayaan negara dalam menanggulangi dampak pandemi Covid-19 dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Adapun sepanjang 2020, BI telah melakukan pembelian SBN untuk pendanaan dan pembagian beban dalam APBN 2020 sebesar Rp473,42 triliun. Hal itu didasarkan pada Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia masing-masing pada16 April 2020 dan 7 Juli 2020.
"BI juga telah merealisasikan penerbitan SBN untuk pendanaan non public goods UMKM sebesar Rp114,81 triliun dan non public goods Korporasi sebesar Rp62,22 triliun," ujarnya.
Pada 2021, BI melakukan pembelian SBN dari pasar perdana untuk pembiayaan APBN 2021 melalui mekanisme yang sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia pada 16 April 2020 sebagaimana telah diperpanjang pada 11 Desember 2020 hingga 31 Desember 2021.