Bank Indonesia (BI) telah menggelontorkan dana talangan sebesar Rp300 triliun untuk pasar keuangan di tengah pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan injeksi likuiditas tersebut disalurkan ke pasar keuangan dan perbankan untuk menciptakan stabilitas pasar dan nilai tukar rupiah.
"Sejauh ini BI telah menginjeksi likuiditas di pasar uang dan perbankan hampir Rp300 triliun," katanya dalam teleconference di Jakarta, Selasa (24/3).
Dia merinci injeksi tersebut digunakan untuk melakukan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder yang ditinggalkan oleh investor asing. Total pembelian SBN tersebut sebesar Rp168,2 triliun.
Selanjutnya, untuk repurchase agreement (repo) perbankan, BI juga mengeluarkan dana sebesar Rp55 triliun. Sementara, untuk mendukung kegiatan ekspor impor yang terhambat penyebaran coronavirus, BI telah menurunkan giro wajib minimum (GWM) rupiah sebesar 50 basis poin (bps).
Selain itu, BI juga menurunkan rasio GWM valuta asing (valas) untuk Bank Umum Konvensional (BUK) dari 8% menjadi 4%. Untuk mendukung kebijakan tersebut BI pun menganggarkan dana sebedar Rp75 triliun.
"Itu adalah langkah-langkah yang akan kami lakukan bersama dengan Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menjaga stabilitas pasar," ujarnya.
Untuk diketahui, pasar keuangan mengalami tekanan berat. Aliran modal asing keluar (capital outflow) Indonesia sebesar Rp125 triliun hingga Maret 2020 akibat Covid-19.
Sementara, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga terus anjlok. Di pasar spot, pukul 16.00 WIB, rupiah mencapai Rp16.500 per dolar AS. Hingga hari ini (year to date/ytd) rupiah sudah melemah sebesar 19%.