close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menegaskan, Indonesia konsisten dapat memberikan suatu portofolio sebagai negara dengan ekonomi yang diminati oleh investor. / Antara Foto
icon caption
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menegaskan, Indonesia konsisten dapat memberikan suatu portofolio sebagai negara dengan ekonomi yang diminati oleh investor. / Antara Foto
Bisnis
Jumat, 27 April 2018 03:18

BI: Indonesia masih diminati investor

Pemberian peringkat investmen grade dari lembaga internasional dinilai menjadi modal Indonesia masih diminati investor.
swipe

Pemberian peringkat investmen grade dari lembaga internasional dinilai menjadi modal Indonesia masih diminati investor.

Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menegaskan, Indonesia konsisten dapat memberikan suatu portofolio sebagai negara dengan ekonomi yang diminati oleh investor, baik itu investasi langsung dari luar negeri (Foreign Direct Investment/FDI) maupun portofolio investasi.

Pernyataan itu adalah respons dari pernyataan Manager Portofolio di Janus Henderson Sat Duhra. Duhra menyatakan, investor harus menghindari untuk menanamkan modal di tiga negara Asia, yakni Indonesia, India, dan Filipina.

"Perihal Indonesia kalau dianggap kurang menarik, saya tidak sependapat. Kami justru melihat di antara negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang konsisten bisa memberikan suatu profil negara yang ekonominya diminati oleh investor dunia," kata Agus Marto, Kamis (26/4). 

Menurut dia, ekonomi Indonesia dari sisi demografi dipenuhi oleh masyarakat berpenghasilan menengah yang terus tumbuh. Daya saing Indonesia juga terus meningkat, serta keseriusan pemerintah mereformasi kebijakan maupun insentif pajak.

Dia menjelaskan, komitmen yang terus dijaga dan dilakukan pemerintah, termasuk kemudahan berbisnis terus membaik dalam 3 tahun terakhir. Defisit neraca perdagangan Indonesia juga dipastikan aman dan terjaga.

"Pemerintah serius dengan reformasi fiksal. Kita adalah negara yang 18 tahun terakhir tidak pernah fiskalnya defisit lebih dari 2,7%, selalu dibawah 3%," tegas Agus. 

Sebelumnya, Sat Dhura mengatakan bahwa Indonesia, India, dan Filipina merupakan negara yang memiliki current account defisit yang tidak sehat. Apabila investor menarik modalnya untuk mencari imbal hasil yang lebih baik, Amerika Serikat adalah negara yang tepat. 

Duhra juga menyampaikan bahwa dengan kenaikan harga minyak yang terus meningkat diproyeksi dapat memperburuk defisit ketiga negara ini. Sebab, negara-negara itu merupakan pengimpor minyak mentah dan melihat bahwa current account defisit masing-masing dari ketiga negara ini memburuk, terutama di India. 

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan