close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. / Antara Foto
icon caption
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. / Antara Foto
Bisnis
Senin, 06 Mei 2019 23:33

BI meniadakan lelang OPT selama Ramadan

Selama Ramadan hingga Idul Fitri, Bank Indonesia meniadakan sementara lelang operasi pasar terbuka (OPT) kontraksi tenor panjang.
swipe

Selama Ramadan hingga Idul Fitri, Bank Indonesia meniadakan sementara lelang operasi pasar terbuka (OPT) kontraksi tenor panjang 9 dan 12 bulan.

Secara harfiah, OPT dapat dimaknai sebagai salah satu kebijakan moneter yang mengendalikan uang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah. Langkah ini diambil bank sentral demi menjaga ketersediaan likuiditas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi ketersediaan likuiditas bank ialah uang kartal. Sepanjang musim puasa dan lebaran serta akhir tahun, permintaan terhadap uang kartal memang senantiasa meningkat .

"Di setiap Ramadan ini karena masyarakat butuh uang kartal sehingga terjadi outflow. Ini memang selalu berulang dan musiman, untuk itu lelang OPT kita hapus sementara sampai Ramadan berakhir," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah di Kompleks BI, Jakarta Pusat, Senin (6/5).

Nanang melanjutkan, pada Mei-Juni ini diprediksi ada ekspansi operasi pemerintah, sehingga perlu operasi moneter tersebut perlu diberlakukan guna mengantisipasinya. 

Selain uang kartal, hal lain yang turut memengaruhi laju likuiditas domestik ialah arus modal. Apabila arus modal masuk ke Indonesia menyebabkan rupiah menguat tajam, orang akan cenderung membeli valas. Likuiditas pun akan kembali ke instrumen moneter. 

Sebaliknya, jika banyak yang menjual valas, hal ini bakal menyerap likuiditas, maka kontraksinya pun akan turun. Namun, terkait faktor yang satu ini, menurut Nanang sudah berada di luar kendali bank sentral karena rentan dipengaruhi dinamika global.

"Sejak 2010, arus kas selalu berada di atas. Kadang terjadi risiko global sehingga terjadi arus modal keluar, misalnya seperti Mei 2018," katanya.

Meski begitu, secara keseluruhan, pada 2019 inflow ke Indonesia tercatat sudah cukup tinggi. 

Faktor berikutnya adalah transaksi keuangan pemerintah. Nanang mengatakan, jika ada perubahan pola belanja, seperti pengeluaran belanja untuk proyek, penerimaan pajak, dan biaya pemerintah lainnya akan mempengaruhi likuiditas perbankan. 

Faktor selanjutnya adalah struktur mikro dan perilaku perbankan yang mempengaruhi distribusi likuiditasnya.

"BI akan coba tangani ini. Kalau likuiditas tidak ditangani, ada potensi risiko, ada yang sifatnya permanen dan bisa menimbulkan gangguan kesinambungan pertumbuhan," tuturnya.

Selain menahan OPT sementara, BI juga bakal memperkuat strategi operasi moneternya guna meningkatkan ketersediaan likuiditas tersebut.

"Perlu ditekankan bahwa penguatan strategi operasi moneter dilakukan tanpa mempengaruhi atau melakukan perubahan stance kebijakan moneter atau stance kebijakan suku bunga," katanya.

Berdasarkan keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 24-25 April 2019, BI telah mempertahankan suku bunga acuan alias BI 7-Day Repo Rate (BI7DRR) pada level 6%, deposit facility sebesar 5,25% dan suku bunga lending facility sebesar 6,75%.

Dia menerangkan, BI memiliki sasaran operasional yaitu pengelolaan suku bunga PUAB O/N, melalui operasi pasar terbuka (dengan absorpsi dan injeksi) dan standing facilities (deposit dan lending facility).

"Kondisi kapasitas pasar keuangan Indonesia masih sangat terbatas dan segmented, terdapat 113 bank tetapi likuiditas masih tidak merata, sehingga strategi ini diperkuat oleh BI untuk merespons masalah tersebut," paparnya. 

Selain untuk meningkatkan ketersediaan likuiditas, strategi ini juga mendukung pendalaman pasar keuangan. Untuk itu, strategi operasi moneter ini kemudian akan diwujudkan BI melalui operasi moneter dua sisi untuk mendukung keduanya. 

"Implementasi penguatan strategi operasi moneter dimaksud dilakukan Bank Indonesia mulai per 6 Mei 2019," ucapnya.

Adapun yang dimaksud operasi moneter dua sisi adalah meredistribusikan likuiditas, yaitu menyerap likuiditas dari bank yang memiliki ekses likuiditas dengan instrument kontraksi dan menginjeksi ke bank yang kekurangan likuiditas dengan Instrumen ekspansi.

img
Soraya Novika
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan