close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara./Antara Foto
icon caption
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara./Antara Foto
Bisnis
Selasa, 23 Oktober 2018 15:38

BI pertahankan suku bunga acuan di level 5,75%

Bank sentral juga menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00% dan suku bunga Lending Facility 6,50%. 
swipe

Bank Indonesia menahan suku bunga acuan BI-7days (reverse) repo rate pada level 5,75%. Hal itu diklaim sebagai upaya untuk menurunkan current account defisit (CAD) dan sebagai daya tarik di pasar keuangan. 

Bank sentral juga menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00% dan suku bunga Lending Facility 6,50%. 

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, keputusan tersebut konsisten dengan upaya untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke dalam batas aman dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik. 

"Sehingga dapat semakin memperkuat ketahanan eksternal Indonesia di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi," jelas Mirza di dalam konferensi pers, di Kantor Pusat BI, Selasa (23/10). 

BI juga akan menempuh strategi operasi moneter yang diarahkan untuk menjaga kecukupan likuditas di pasar rupiah maupun pasar valas, serta secara efektif memberlakukan transaksi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), mulai 1 November 2018. 

Mirza juga menjelaskan, BI akan tetap memperhatikan defisit berjalan atau current account defisit (CAD) dalam batas aman. Dengan demikian, stance kebijakan BI tetap Hawkish. 

"Dengan tetap memperhatikan CAD dan melihat stance suku bunga Amerika Serikat yang akan naik sekali lagi di bulan Desember 2018, juga pada 2019 naik tiga kali dan pada 2020 diperkirakan naik satu kali," ujar Mirza. 

Mirza juga mengatakan akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat ketahanan eksternal, termasuk mendorong ekspor. Serta menurunkan impor, sehingga defisit transaksi berjalan dapat menurun dengan perkiraan kisaran 2,5% terhadap PDB pada 2019. 

"Ke depan, BI akan terus mencermati perkembangan perekonomian seperti defisit transaksi berjalan, nilai tukar, stabilitas sistem keuangan, dan inflasi untuk menempuh langkah lanjutan, guna memastikan tetap terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," tukas Mirza. 
 

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan