Bank Indonesia memperkirakan perekonomian di triwulan I 2018 dikisaran 5,1 - 5,2%. Hal itu berdasarkan volume produksi dari bidang industri dan konsumsi masyarakat yang terus meningkat. Sementara pertumbuhan ekonomi tahun ini diyakini berada di kisaran 5,1 - 5,5%
Deputi Gubernur Dody Budi Waluyo menjelaskan, Survei Kegiatan Dunia Usaha yang diterbitkan Bank Indonesia pada beberapa waktu lalu, terlihat kalau ekspektasi keyakinan usaha terhadap kebutuhan utama terus tumbuh.
"Ini menunjukkan gambaran untuk triwulan I-2018 ekonomi kita memang terus bergerak dengan kecepatan lebih baik daripada triwulan I-2017. Konsumsi sendiri mulai meningkat, meskipun terbatas. Daya beli tercermin dari pendapatan, khususnya nilai tukar petani yang meningkat," jelas Dody, Kamis (19/20) di Jakarta.
Survei Survei Kegiatan Dunia Usaha juga menyebutkan investasi di awal 2018 terus meningkat, baik itu dari sektor bangunan maupun non-bangunan.
Investasi bangunan meningkat sejalan dengan kemajuan proyek infrastruktur oleh pemerintah dan swasta. Selain itu, meningkatnya investasi non bangunan dipelopori sektor primer, khususnya pertambangan.
Posisi Neraca Perdagangan Indonesia di Maret 2018 juga tercatat surplus US$ 1,09 miliar, setelah pada Februari 2018 mengalami defisit US$ 0,05 miliar. Ditopang meningkatnya neraca perdagangan non migas yang melampaui peningkatan defisit neraca perdagangan migas.
Dody mengklaim BI telah mengkalkulasi resiko-resiko yang akan dihadapi. BI optimistis inflasi Indonesia di 2018 akan tetap berada pada kisaran 3,5 plus minus 1%. Perekonomian Indonesia di 2018 juga diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,1% - 5,5% (yoy).