Bank Indonesia (BI) memperkirakan, inflasi Indonesia di 2023 akan lebih rendah dibandingkan 2022. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan, perkiraan inflasi 2023 akan lebih rendah dari 4% dan tidak lebih dari 3,7%.
Adapun inflasi umum pada Desember 2022 berada di atas koridor target BI yang sebesar 2% hingga 4%, yakni tercatat sebesar 5,51% dan menjadi level tertinggi sejak 2015. Sedangkan inflasi inti naik tipis menjadi 0,22% secara month to month (mtm) di akhir 2022, dari 0,15% (mtm) pada November 2022. Kemudian secara tahunan, inflasi inti tercatat meningkat moderat dari 3,30% (yoy) pada November 2022 menjadi 3,36% (yoy) di Desember 2022 dan menjadi level tertinggi pada 2022.
BI telah menaikkan suku bunga acuan secara akumulatif sejak Agustus 2022 total 225 basis poin (bps). Kenaikan ini guna menekan laju inflasi akibat adanya penyesuaian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), yang menurut Perry inflasi 2022 turun lebih cepat dari perkiraan BI.
Perry mengungkapkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2022 adalah 6,5% dan menurun di akhir 2022 menjadi 5,51%, ini sejalan dengan inflasi inti yang ikut menurun juga.
“Inflasi inti pada waktu itu September 2022 kami perkirakan pada akhir 2022 akan naik 4,61%, tetapi realisasinya 3,36%,” ujar Perry dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (19/1).
“Inflasi yang menurun lebih cepat ini tentu saja adalah koordinasi yang erat antara kenaikan suku bunga dari Bank Indonesia, stabilisasi nilai tukar oleh Bank Indonesia, demikian juga gerakan nasional pengendalian inflasi,” tutur Perry menambahkan.
Mempertimbangan kondisi ekonomi di akhir 2022 dan perkiraan inflasi yang melandai di 2023, maka Perry mengumumkan BI menaikkan suku bunga acuan pada Januari 2023 sebesar 25 bps menjadi 5,75%. Jumlah ini dinilai memadai jika dibandingkan dengan kondisi yang ada.
“Kenaikan ini memadai kalau tidak ada suatu informasi luar biasa yang kita tidak bisa melihat dan menjadi kondisi yang tentu saja di luar perkiraan,” kata Perry.
Secara rinci, berdasarkan catatan Alinea.id, agresivitas suku bunga acuan BI telah mengalami kenaikan yaitu pada Juli 2022 (3,5%), Agustus 2022 naik 25 bps (3,75%), September 2022 naik 50 bps(4,25%), Oktober 2022 naik 50 bps (4,75%), November 2022 naik 50 bps (5,25%), Desember 2022 naik 25 bps (5,5%), dan Januari 2023 naik 25 bps (5,75%).