close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi suku bunga. Foto Freepik.
icon caption
Ilustrasi suku bunga. Foto Freepik.
Bisnis - Makro Ekonomi
Selasa, 19 November 2024 18:42

BI rate harus turun agar pertumbuhan ekonomi ngebut

Bank Indonesia harus menurunkan suku bunga acuannya untuk menggerakkan ekonomi.
swipe

Bank Indonesia (BI) menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19 hingga 20 November 2024. Pada akhir pertemuan tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo akan merilis apakah suku bunga acuan diturunkan atau kembali ditahan. 

Pada Oktober lalu, BI menahan suku bunganya atau BI rate di level 6% dengan suku bunga deposit facility sebesar 5,25%, dan suku bunga lending facility sebesar 6,75%.

Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listyanto mengingatkan agar BI segera menurunkan suku bunga acuannya untuk mendorong perekonomian. Pasalnya, Presiden Prabowo Subianto mempunyai target pertumbuhan ekonomi hingga 8%.

Suku bunga acuan sebesar 6% yang sekarang ini dinilai masih terlalu tinggi. Apalagi, bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) telah menurunkan suku bunganya pada awal November ini.

"BI harus aktif dalam situasi ini karena mereka memiliki cukup ruang untuk menurunkan suku bunga acuan. Diperlukan gebrakan guna mencapai target pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu,” ujar Eko, dikutip Selasa (19/11).

Eko meyakini, jika BI menurunkan suku bunga acuan di sisa tahun ini maka akan memberi harapan bagi sektor riil dalam menentukan langkah-langkah ambisius pada tahun depan.

Lebih lanjut, dia juga menekankan pentingnya investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8%. Eko berharap, Prabowo membawa oleh-oleh manis usai menyelesaikan lawatannya ke sejumlah negara beberapa pekan ini.

Selain penurunan BI Rate, Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti menyarankan, pemerintah perlu meningkatkan investasi, ekspor, dan pengeluaran pemerintah. Langkah ini untuk menggerakkan perekonomian demi mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang merupakan cita-cita Prabowo.

Selain itu perlu ruang fiskal yang lebar dan luas sehingga utang bisa dikendalikan dan dikurangi. Langkah lainnya adalah dengan menaikkan rasio pajak maupun penerimaan negara.

“Sehingga mesin pertumbuhan ekonomi tidak hanya konsumsi rumah tangga tetapi juga dari ekspor, investasi dan pengeluaran pemerintah,” kata Esther.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan