Bank Indonesia (BI) menurunkan kembali BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau BI rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5%.
Merespon penurunan suku bunga tersebut, pada penutupan perdagangan hari ini rupiah ditutup menguat tipis di level 14.234 dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin (21/8) di level 14.235.
Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penurunan suku bunga acuan ini di luar dugaan pasar yang tetap mempertahankan suku bunga.
"BI melakukan tindakan ini disebabkan ketidakpastian ekonomi global," kata Ibrahim dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (22/8).
Ibrahim melanjutkan, kebijakan tersebut konsisten dengan rendahnya perkiraan inflasi di bawah titik tengah, tetap menariknya imbal hasil aset keuangan domestik sehingga mendukung stabilitas eksternal, serta langkah preemptive untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari dampak pelambatan ekonomi global.
Ibrahim memperkirakan dalam perdagangan akhir pekan besok, rupiah akan kembali menguat tipis sambil menunggu keputusan The Fed di hari Jumat. Ibrahim memperkirakan rupiah akan berada di level 14.190-14.260
Sementara itu, analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan langkah BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps di luar ekspektasi pasar diperkirakan akan berdampak positif. Terutama pada sektor perbankan dan properti serta sektor lainnya yang sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga.
"Di sisi lain, melalui transmisi pelonggaran moneter ini diharapkan akan meningkatkan konsumsi masyarakat. Sehingga pada akhirnya mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah lemahnya kinerja eksport akibat kondisi global," tutur Wafi.
Wafi mengingatkan, pelonggaran moneter ini untuk sementara akan memberi dampak negatif bagi nilai tukar. Akan tetapi, dengan mekanisme DNDF dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil kedepannya, dapat menjadi katalis bagi kestabilan rupiah.