close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto Antara.
icon caption
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto Antara.
Bisnis
Kamis, 02 April 2020 13:46

BI: Rupiah bakal menguat ke Rp15.000 per dolar AS di akhir 2020

Rupiah sebelumnya diprediksi tembus Rp20.000 per dolar AS dampak Covid-19.
swipe

Bank Indonesia menyatakan sejumlah kebijakan yang telah ditempuh untuk menciptakan stabilitas di pasar keuangan akan memperkuat nilai tukar rupiah menjadi Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir 2020.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis nilai tukar rupiah saat ini masih berada pada level yang memadai ditambah dengan stabilitas pasar keuangan yang terus dijalankan BI untuk menenangkan pasar.

"Nilai tukar rupiah di pasar modal dan di pasar keuangan itu bisa kami jaga. Kami mempunyai keyakinan bahwa nilai tukar tidak hanya bergerak stabil tapi juga menguat sampai dengan Rp15.000 pada akhir tahun ini," katanya dalam video conference, Jakarta, Kamis (2/4).

Perry pun menuturkan,kepercayaan investor sudah mulai terbangun dan ketenangan pasar sudah mulai tercipta, meski ketidakpastian masih membayangi pasar keuangan nasional. 

Untuk itu, ia menegaskan bahwa skenario terburuk asumsi makro ekonomi dampak Covid-19 yang disampaikan kemarin (1/4), perihal rupiah akan tembus Rp20.000/dolar AS merupakan perhitungan terburuk dan bukan proyeksi.

"Dalam konteks seperti ini, kita perlu mempertegas lagi yang disampaikan kemarin dalam konferensi pers, khususnya terkait dengan angka makroekonomi kemarin yang kita sampaikan. Kita perlu jelaskan bahwa angka makro itu adalah what if scenario, bukan proyeksi," ujarnya.

Lebih lanjut, Perry juga menjelaskan asumsi makro dalam skenario buruk dan terburuk itu juga akan dihindari oleh pemerintah. 

"Kita dari berbagai policy yang Insyaallah kita lakukan secara baik, perekonomian kita upayakan tidak akan lebih rendah dari 2,3% PDB. Dengan langkah stimulus fiskal dan juga stabilitas di sektor keuangan dan juga termasuk nilai tukar rupiah," ucapnya.

Sebelumnya, pemerintah memaparkan asumsi makro dalam skenario akibat pandemi Covid-19. Asumsi tersebut antara lain nilai tukar (kurs) rupiah diperkirakan mencapai Rp17.500 per dolar Amerika Serikat (AS) pada kondisi berat, dan dalam skenario terberat mencapai Rp20.000 per dolar AS.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi akan turun ke 2,3% dalam skenario buruk, bahkan dalam skenario terburuk bisa -0,4%.

Tak hanya itu, laju inflasi pun diperkirakan mengalami peningkatan yang sangat tajam dari perkiraan dalam pagu anggaran 2020 yang sebesar 3,1%. Dalam skenario berat tingkat inflasi mencapai 3,9% dan skenario terberat tembus 5,1%.

Sementara, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan anjlok menjadi US$38 per barel dalam skenario buruk, dan skenario terberat merosot jadi US$31 per barel. Jauh dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar US$63 per barel. 

Sementara itu nilai tukar rupiah hari ini terpantau menguat sebesar 0,46% pada level Rp16.525/ dolar AS. Lonjakan rupiah terjadi sejak awal Maret lalu ketika sejumlah investor asing menarik modalnya ke luar di pasar keuangan.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan