Dalam rangka memenuhi kebutuhan uang kartal selama ramadan 2021, Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan stok senilai Rp152,14 triliun, berupa uang kertas dan uang logam yang siap didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim mengatakan, dibandingkan realisasi 2020, penyediaan uang kartal di 2021 sebesar Rp152,14 triliun atau meningkat 39,33%.
Pada 2020 saat awal pandemi terjadi di Indonesia, permintaan uang kartal ikut turun termasuk di periode Ramadan dan lebaran. Realisasi tahun lalu Rp109,20 triliun, turun cukup tajam sebesar 43,3% dari tahun sebelumnya.
"Sebagaimana diketahui, periode Ramadan dan Idulfitri merupakan periode di mana tingkat outflow tertinggi sepanjang siklus tahunan dalam pengadaan uang, dengan rata-rata 30% outflow uang kita ke luar," katanya, Rabu (14/4).
Dari Rp152,4 triliun itu, sebanyak 90,07% atau Rp137 triliun berupa uang pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. Sedangkan, sisanya yaitu Rp15,2 triliun adalah uang pecahan Rp20.000 ke bawah.
"Ini merupakan karakteristik pengeluaran uang kartal selama lebaran," ujarnya
Kenaikan proyeksi kebutuhan uang kartal selama lebaran 2021 ini, dipengaruhi berbagai faktor. Pertama, memperhitungkan asumsi makro ekonomi dengan semakin membaiknya kondisi ekonomi dalam negeri.
Kedua, BI juga memperhatikan kebijakan pemerintah khususnya realisasi percepatan bansos tunai menjelang Idulfitri. Ketiga, melihat kebijakan program vaksinasi yang mempengaruhi tingkat mobilitas masyarakat.
"Tingkat mobilitas masyarakat makin tinggi, maka kebutuhan uang kartal makin tinggi. Tentunya kita juga memperhatikan kebijakan pemerintah tentang larangan mudik lebaran," ucapnya.
Sementara itu, diperkirakan dari jumlah uang kartal yang diedarkan tersebut Wilayah Jawa merupakan proyeksi kebutuhan yang tertinggi, yaitu mencapai 65% atau Rp60 triliun dari kebutuhan nasional, sementara wilayah Jabodebek 27%.