Bank Indonesia optimistis penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dalam dua valuta asing (dual-currency) yang dilakukan pemerintah, berdampak positif pada pembiayaan fiskal negara.
"Menunjukkan minat dan ekspektasi stabilitas dan kesinambungan fiskal terjaga," ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi, Rabu (18/4).
Selain valas, pemerintah juga menerbitkan SBN rupiah dan selalu oversubscribed. Artinya rupiah tetap akan dibeli dengan mata uang asing. Mengindikasikan pemerintah masih dipercayai investor.
Terkait dengan itu, pemerintah berencana masuk dalam global bond indeks yang dimiliki bloomberg. Dengan begitu akan semakin banyak investor yang memantau perkembangan surat utang negara
"Saya melihat implikasinya akan menguatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia. Apalagi belum lama, Moody's menaikkan rating Indonesia," terang Doddy.
Seperti diketahui, pemerintah berencana menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam dua valuta asing (dual-currency), yaitu denominasi dollar AS sebesar US$ 1 miliar dan denominasi Euro sebesar € 1 milliar.
SUN dengan denominasi dollar AS dengan seri RI0428 senilai US$ 1 milliar. Tenor 10 tahun serta tingkat kupon 4,1%. Jatuh tempo pada 24 April 2028.
Sedangkan SUN dengan denominasi Euro adalah seri RIEURO425 senilai € 1 milliar dengan tenor 7 tahun. Tingkat kupon 1,75%. Jatuh tempo pada 24 April 2025.
Seri ini merupakan SUN valuta asing yang diterbitkan pemerintah dalam denominasi Euro dengan tingkat kupon terendah. Penerbitan kelima untuk SUN valuta asing dalam denominasi Euro, serta merupakan penerbitan pertama Euro Bonds dalam format SEC-Registered.
Penerbitan obligasi dalam dua valuta asing ini telah memperolah peringkat Baa2 dari Moody's, BBB- dari Standard & Poor's dan BBB dari Fitch.