close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi uang. Foto Antara/Wahyu Putro A.
icon caption
Ilustrasi uang. Foto Antara/Wahyu Putro A.
Bisnis
Senin, 24 Oktober 2022 21:16

BI: Uang beredar pada September 2022 tumbuh jadi Rp7.962,7 T

"Pertumbuhan M2 didorong pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) 13,5% (yoy) dan pertumbuhan uang kuasi sebesar 3,8% (yoy)."
swipe

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat pada September 2022. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), posisi M2, yang terdiri dari uang beredar sempit (M1) ditambah uang kuasi dan surat berharga selain saham yang diterbitkan bank, mencapai Rp7.962,7 triliun atau tumbuh 9,1% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Pada Agustus lalu, pertumbuhan uang beredar mencapai 9,5% (yoy) atau Rp7.897,6 triliun.

"Pertumbuhan M2 didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 13,5% (yoy) dan pertumbuhan uang kuasi sebesar 3,8% (yoy)," jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangannya, Senin (24/10).

Sebagai informasi, uang M1 terdiri dari uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral, termasuk uang elektronik dan tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu. Adapun uang kuasi terdiri dari simpanan berjangka dan tabungan lainnya, baik rupiah maupun valas serta simpanan giro valas.

Disampaikan Erwin, M1 pada September 2022 mencapai Rp4.487,5 triliun atau naik dari Rp4.440,3 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Meski demikian, pertumbuhannya hanya sebesar 13,5% (yoy), sedikit lebih lambat daripada Agustus 2022 sebesar 13,7% (yoy).

"Sementara itu, giro rupiah tercatat tumbuh 24% (yoy). Dana float uang elektronik pada September 2022 tercatat sebesar Rp9,6 triliun dengan pangsa sebesar 0,2% terhadap M1, tumbuh 17,3% (yoy), setelah sebelumnya tumbuh sebesar 22,2% (yoy) pada Agustus 2022," terangnya.

Lalu, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 48,3% terhadap M1, ungkap Erwin,tercatat sebesar RP2.166,7 triliun pada posisi laporan atau tumbuh sebesar 9,2% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh 9,9%.

Kemudian, uang kuasi mengalami kenaikan Rp3.454,2 triliun pada September 2022 dari bulan sebelumnya Rp3.437,7 triliun. Serupa dengan MI, uang kuasi juga tumbuh lebih lambat dibandingkan bulan lalu, yaitu 3,8% (yoy), sedangkan Agustus 2022 tumbuh 4,6% (yoy).

"Pertumbuhan M2 pada September 2022 terutama dipengaruhi oleh perkembangan aktiva luar negeri bersih, keuangan pemerintah, serta penyaluran kredit," tambah Erwin.

Erwin menjelaskan, aktiva luar negeri bersih mengalami kontraksi ke bawah sebesar minus 5,3% (yoy). Pun sempat terkontraksi hingga minus 4% (yoy) pada Agustus 2022. Kemudian, tagihan bersih kepada pemerintah pusat terkontraksi lebih dalam menjadi minus 32,5%, setelah pada Agustus 2022 terkontraksi minus 22,4%.

Sementara itu, penyaluran kredit sepanjang September 2022 mengalami pertumbuhan dibandingkan Agustus 2022, yakni dari 10,3% naik menjadi 10,8%.

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan