close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Bisnis
Senin, 07 Desember 2020 19:37

Biaya fit-out kantor akan naik rata-rata 4,7% pada 2021

Disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja, pertimbangan untuk faktor kesehatan dan keselamatan, dan terbatasnya ketersediaan material
swipe

Laporan terbaru dari Jones Lang LaSalle (JLL) menjelaskan, perusahaan perlu mengantisipasi tambahan anggaran untuk mendesain ulang atau meningkatkan kualitas ruang kerja pada 2021. 

Laporan bertajuk Asia Pacific Fit-Out Cost Guide 2020/2021 tersebut mengungkapkan, biaya renovasi rata-rata naik 4,7% dibanding tahun lalu di wilayah Asia Pasifik. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja, pertimbangan untuk faktor kesehatan dan keselamatan, terbatasnya ketersediaan material, dan tingginya biaya pengiriman.

“Kota-kota yang sangat bergantung pada tenaga kerja asing memiliki kesulitan kurangnya tenaga kerja, dan pemerintah telah memberlakukan langkah-langkah yang ketat, termasuk peningkatan rutinitas inspeksi serta penegakan protokol kesehatan dan keselamatan, agar lokasi konstruksi dapat dibuka kembali,” ujar Executive Managing Director, Project Development Services, JLL Asia Pacifik, Martin Hinge dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/12).

Langkah yang dilakukan pemerintah merupakan tindakan pencegahan yang sangat penting. Namun, dampak pada produktivitas serta jadwal proyek yang diperpanjang akan meningkatkan biaya.

Terlepas dari tambahan anggaran secara keseluruhan, JLL yakin hal ini tidak akan menghalangi sebagian besar perusahaan untuk berinvestasi dalam lingkungan kerja yang aman dan produktif bagi karyawan mereka.

Perusahaan tersebut mengungkapkan bahwa disaat organisasi kemungkinan meninjau ulang total aset properti mereka, ruang kerja masih memiliki peran penting dalam melestarikan budaya perusahaan, serta dalam merekrut dan mempertahankan karyawan yang berpotensi.

“Ketika orang-orang mulai kembali bekerja, banyak yang merubah kantor mereka untuk menyesuaikan jarak antarkaryawan dan menggunakan lebih banyak teknologi untuk memfasilitasi kolaborasi karyawan yang bekerja di kantor dan yang bekerja jarak jauh,” imbuh Hinge.

“Dalam berbagai hal, karyawan telah menjadi pengguna tempat kerja dan pembuat keputusan untuk di mana dan bagaimana mereka bekerja, sehingga saya percaya bahwa berinvestasi pada lingkungan kerja yang fleksibel akan membawa keuntungan bagi kenyamanan karyawan saat bekerja,” tambahnya.

Adapun biaya fit-out properti bervariasi di seluruh kawasan. Tokyo menyandang gelar sebagai wilayah dengan biaya fit-out properti kantor termahal, dengan harga US$179 per sq-ft selama empat tahun berturut-turut dibandingkan dengan harga rata-rata di kawasan lain sebesar US$93. 

“Meskipun biaya fit-out bervariasi pada masing-masing wilayah di seluruh kawasan, kami yakin tren kenaikan secara keseluruhan akan tetap berlanjut di 2021. Perkantoran akan terus berkembang, dan tetap ada motivasi yang kuat bagi perusahaan untuk berinvestasi diberbagai bidang seperti teknologi, kesehatan dan kesejahteraan, untuk memenuhi peningkatan ekspektasi dari karyawan, disaat kita semua menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru,” kata Hinge.

Di wilayah lain, harga fit-out properti juga akan naik seperti di Brisbane, Singapore, Beijing, Shanghai, Guangzhou dan sebagian besar kota di India pada 2021. Sementara itu, di Auckland, Bangkok, Manila, Seoul, dan Taipei biaya diprediksi akan stabil atau sedikit menurun, karena banyak jasa penyedia konstruksi dan kontraktor yang berusaha mengurangi margin secara keseluruhan.
 

img
Zahra Azria
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan