Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan dilantik pada 20 Januari 2021. Itu artinya, rencana Joe Biden menaikkan pajak bisa terwujud dalam waktu dekat.
Head of Research Division Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan, dengan senat yang dimenangkan oleh Partai Demokrat, maka rencana Biden menaikkan pajak bisa berjalan mulus. Hal tersebut akan membuat investor mencari pasar dengan pajak yang tidak terlalu besar.
"Yang namanya investor pasti akan mencari return, mereka akan menghindari pajak yang besar. Ini faktor pendorong dari AS untuk membuat dana asing mengalir ke emerging market, salah satunya Indonesia," kata Hariyanto, Rabu (13/1).
Indonesia bisa menjadi salah satu pilihan investor asing karena dari segi valuasi, dinilai masih lebih murah dibandingkan pasar negara lainnya. Sedangkan dari segi pengembalian (return) dan ekuitas, merupakan salah satu yang paling besar.
"Jadi kami melihat foreign inflow akan berlanjut di 2021. Saya perkirakan selama 2021, foreign inflow nya akan jadi positif, akan beli bersih," ujar dia.
Selain pendorong yang datang dari AS, Hariyanto melihat adanya Sovereign Wealth Fund (SWF) dan UU Cipta Kerja akan menjadi faktor penarik investor asing untuk masuk ke Indonesia.
Dengan kedua hal itu, investor asing akan melihat pemerintah memiliki iktikad baik untuk menarik minat mereka dan hasilnya akan menghilangkan bottleneck yang membuat GDP Indonesia mentok di 5%.
Selain itu, Hariyanto memandang pertumbuhan pasar negara berkembang jauh lebih tinggi, dibandingkan dengan ekspektasi pertumbuhan dari pasar AS.
"Di AS sendiri pertumbuhannya sudah relatif terbatas setelah naik signifikan, all time high. Jadi ada faktor dari AS yang membuat mereka keluar dari AS, dan ada faktor yang menarik dari Indonesia," tuturnya.