Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan peluncuran biodiesel 30% atau B30, bahan bakar bauran 30% bahan bakar nabati dan 70% bahan bakar fosil di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) MT Haryono, Jakarta Selatan. Jokowi mengatakan program biodiesel tersebut akan menghemat devisa negara hingga Rp63 triliun.
"Saya sampaikan bahwa program B30 ini bisa maju. Tidak tahun 2020, tetapi akhir 2019 sudah dimulai. Dan yang saya paling senang ini bisa menghemat devisa Rp63 triliun," kata Jokowi di Jakarta Selatan, Senin, (23/12).
Jokowi menyatakan secara bertahap pemerintah akan mengembangkan biodiesel campuran 40%, 50%, dan jika memungkinkan menjadi 100%. Dia menargetkan pada 2020, B40 mulai bisa diproduksi.
"Kita step by step ya. Tahun depan nanti masuk ke B40, 2021 masuk ke B50. Targetnya kira-kira itu. Enggak usah terlalu jauh ke B100, B40 dan B50 itu saya kira kalau kita bisa raih, devisa akan semakin besar kita peroleh," jelasnya.
Jokowi berharap, dengan berjalannya produksi dan pemakaian B30 ini nantinya dapat menurunkan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) Indonesia.
Oleh karena itu, dia menginstruksikan untuk mengurangi impor minyak dan gas (migas) serta menjalankan substitusi dengan hilirisasi bahan baku yang dimiliki Indonesia.
"Bukan hanya ini saja, nanti kalau petrokimianya selesai, itu juga akan hemat banyak sekali. Karena kita impor petrokimia juga sangat tinggi," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, pada kuartal III-2019, defisit transaksi berjalan mencapai US$7,66 miliar atau 2,66% dari Produk Domestik Bruto (PDB). CAD tersebut disumbang oleh sektor migas sebesar US$2,2 miliar