Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) di 2060 terus berupaya melakukan pengurangan emisi karbon, salah satunya dengan peningkatan penerapan bahan bakar nabati bercampur solar atau biodiesel.
Peningkatan biodiesel telah mencapai B35 yaitu biodiesel dengan campuran bahan bakar nabati berbasis minyak kelapa sawit sebanyak 35%, ke dalam bahan bakar minyak (BBM) solar. B35 ini juga mulai berlaku untuk diimplementasikan pada 1 Februari 2023 dan telah lolos uji. Diperkirakan penyaluran biodiesel B35 ini akan mencapai 13,15 juta liter.
“Kami sudah melakukan pengembangan ini sejak lama, tapi kita sudah mulai kehilangan contoh dejak 2015. Sehingga dari situ kita mulai melakukannya benar-benar berdasarkan kemampuan sendiri, sedangkan negara lain baru sampai 10% atau B10,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, dalam acara Energy Corner Special B35, Selasa (31/1).
Pengujian B35 ini, merupakan percepatan dari program B30. Selain itu, Kementerian ESDM juga telah melakukan pengujian terhadap B40 yang masing-masing dalam aspek yang berbeda.
“Pengujian lengkap, pertama dari sisi bahan bakarnya itu seperti apa saja kira-kira bahan bakar kalau B40 jalan. Itu kita implementasikan campurannya, seperti apa, karena masih banyak kombinasi yang akan kita campur. Sedangkan B35 kita lakukan pengujiannya di laboratorium kemudian kami presentasikan di lapangan, tetapi dengan metode pengujian yang diakui,” ujar Dadan.
Selanjutnya dari hasil uji, kesimpulannya disampaikan Dadan yaitu, pada hasil pengujian Filter Blocking Tendency (FBT) menunjukkan penurunan nilai FBT pada B35 dibandingkan B30. Kemudian dengan perbaikan spesifikasi menjadi B100, untuk B35 tidak mengindikasikan peningkatan potensi pemblokiran filter.
Hasil berikutnya, pada pengujian Filter Rig Test pada sampel B35 di suhu 15 derajat celsius dan 25 derajat celsius, filter jenis I untuk berat kendaraan kurang dari 3,5 ton dan dioperasionalkan selama 72 jam atau 30 ribu kilometer (km), hasilnya menunjukkan perubahan tekanan (pressure drop) yang sama dengan B30 dan tidak mengindikasikan pemblokiran filter.
Sedangkan untuk filter jenis II untuk kendaraan dengan berat lebih dari 3,5 ton yang bergerak selama 60 jam atau 10.000 km, menunjukkan adanya perubahan tekanan pada filter namun tidak mengindikasikan pemblokiran filter.
“Secara umum, implementasi B35 yang telah dilakukan penyesuaian spesifikasi biodiesel yaitu B100, untuk B35 khususnya parameter kandungan air, stabilitas oksidasi, dan kandungan monogliserida tidak mengindikasikan pemblokiran filter,” ujarnya.