close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pengunjung mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (12/10)./AntaraFoto
icon caption
Pengunjung mengamati layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (12/10)./AntaraFoto
Bisnis
Jumat, 26 Oktober 2018 14:45

BJBR ungkapkan manfaat BPD melakukan IPO

BJBR merupakan Bank Pembangunan Daerah pertama yang menjadi perusahaan publik
swipe

PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) mencatatkan pertumbuhan nilai saham yang cukup signifikan sampai hari ini. Mengutip data RTI, saham BJBR berada pada level Rp1.780 naik 196,67% sejak pertama melantai di bursa dengan harga Rp600.

BJBR merupakan Bank Pembangunan Daerah pertama yang menjadi perusahaan publik. BJBR melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) pada 8 Juli 2010 dengan harga Rp600 per saham dan porsi kepemilkan masyarakat sebesar 25%.

“Pertama saat IPO dulu harga Rp600 per saham. Kami sempat mencapai harga tertinggi pada 28 Desember 2016 yaitu di level Rp3.400 per saham. Sekarang di tengah volatile, ini per 24 Oktober 2018, harga saham Rp 1.800. Artinya naik 3 kali lipat dari harga awal pada saat IPO,” ungkap Corporate Secretary Bank BJB Asadi Budiman di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (26/10).

Ada sejumlah keuntungan yang didapat BJBR setelah menjadi perusahaan publik. Pertama, aksi perseron tersebut dinilai meningkatkan brand image.

Kedua, valuasi perusahaan dapat terukur dengan baik. Sebab nilai saham perusahaan tercatat di bursa sehingga setiap saat valuasi perusahaan dapat diukur dengan angka-angka yang transparan dan secara objektif.

Ketiga, menjadi perusahaan publik menurutnya juga meningkatkan akses terhadap pendanaan modal. Keempat, perseroan juga mendapatkan insentif pajak.

“Alhamdulillah, kami merasakan manfaat insentif pajak sejak tiga tahun lalu. Sehingga pajak badan PPh final itu hanya 20% dari sebelumnya harus 25% yang dibayarkan kepada pemerintah,” ujarnya.

Kelima, lanjut Asadi, menjadi perusahaan publik juga membuat perseroan terdorong untuk berinovasi dan meningkatkan kinerja. Pasalnya, semua kegiatan dan pencapaian perseron diawasi oleh banyak pihak. Termasuk investor dari dalam dan luar negeri.

"Terakhir, setelah menjadi perusahaan terbuka, loyalitas karyawan justru semakin tinggi," jelasnya.

Selain itu, Asadi menyebutkan, semenjak IPO kinerja keuangan perseroan juga semakin membaik. Dari sisi aset, pada 2009, total aset BJBR tercatat Rp32 triliun. 

“DPK juga pada 2009 hanya Rp24 triliun, dan hari ini mencapai Rp89 trilun. Laba bersih juga meningkat. Dari 2009 laba bersih kami hanya Rp0,71 triliun, saat ini per September laba bersih mencapai Rp1,34 triliun. Dari sisi aset, kredit, DPK, laba Alhamdulillah in line dengan peningkatan kinerja,” pungkasnya.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan