close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Tangkapan layar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memberikan sambutan dalam sebuah webinar, Selasa (8/12/2020). Alinea.id/Annisa Saumi
icon caption
Tangkapan layar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memberikan sambutan dalam sebuah webinar, Selasa (8/12/2020). Alinea.id/Annisa Saumi
Bisnis
Selasa, 08 Desember 2020 13:33

BKPM berupaya naikkan investasi di sektor kesehatan dan hilirisasi nikel

Pemerintah mendorong agar hilirisasi nikel secara menyeluruh, guna membangun industri baterai mobil listrik di Indonesia bisa dilakukan.
swipe

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berupaya menaikkan jumlah investasi di empat sektor industri ke depannya. Keempat sektor tersebut adalah pertambangan, energi, infrastruktur, dan kesehatan.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, pihaknya mendorong investasi di bidang kesehatan karena melihat saat pandemi Covid-19, 90% alat kesehatan dan obat masih impor.

"Ini kalau Covid-19 ditambah lagi, saya enggak tahu lagi bangsa kita mau jadi apa. Jadi sekarang kami lagi dorong betul bagaimana orang membangun industri kesehatan di Indonesia," ujar Bahlil, Selasa (8/11).

Kemudian investasi di sektor pertambangan juga akan didorong oleh BKPM, terutama untuk hilirisasi nikel. Menurut Bahlil, pertambangan merupakan isu yang besar, karena Indonesia tidak memiliki data mengenai jumlah kekayaan cadangan sumber daya alam.

Bahlil menuturkan, dulu Indonesia memiliki kekayaan berupa kayu, tetapi industrinya tidak terlalu baik. Indonesia juga memiliki kekayaan batu bara, tetapi saat ini baru menuju proses hilirisasi dan gasifikasi. Adapun kekayaan lain berupa tambang emas yang dikelola Freeport, tampaknya sudah layu.

"Yang kita punya sekarang tinggal nikel. Nikel ini 23,7% dari cadangan dunia ada di Indonesia," kata dia.

Untuk itu, pemerintah tengah mendorong agar hilirisasi nikel secara menyeluruh, guna membangun industri baterai mobil listrik di Indonesia bisa dilakukan.

"Kemarin sudah saya selesaikan yang di Korea Selatan. Kemudian Menteri BUMN menyelesaikan yang di China. Sekarang kami lagi dorong agar Jepang bisa masuk (berinvestasi) mengambil bagian bersama-sama," tuturnya. 

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan