Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, di revolusi industri 4.0 yang sedang berjalan saat ini dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang cepat beradaptasi dan mampu mengimplementasikan teknologi digital.
Untuk itu, diperlukan adanya pembekalan keterampilan dasar, peningkatan keterampilan atau pembaruan keterampilan (reskilling) bagi para tenaga kerja yang didasarkan pada kebutuhan dunia industri saat ini.
Oleh karena itu Kementerian Perindustrian menggelar Diklat 3 in 1 berbasis kompetensi secara serentak di tujuh Balai Diklat Industri (BDI) untuk menyiapkan tenaga kerja industri yang kompeten, sekaligus untuk menekan angka pengangguran.
"Pelaksanaan pelatihan mulai dari penyiapan kurikulum, praktik pembelajaran hingga penempatan kerja telah dilakukan berkolaborasi dengan perusahaan industri dan asosiasi industri,” katanya dalam video conference, Selasa (12/1).
Untuk mendorong pertumbuhan industri nasional, terdapat tiga pilar utama yang harus menjadi perhatian, yaitu investasi, teknologi, dan SDM. Dari ketiga komponen tersebut, potensi besar bagi Indonesia adalah ketersediaan SDM berkualitas seiring adanya momentum bonus demografi.
Selain itu, penyelenggaraan Diklat 3 in 1 juga sebagai salah satu langkah penanggulangan dampak pandemi Covid-19 melalui penyerapan tenaga kerja dan pengurangan jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri.
"Dengan tersedianya tenaga kerja industri kompeten diharapkan utilisasi industri dapat kembali meningkat. Pada Desember 2020, utilisasi industri mulai merangkak pada level 61,1%, yang sebelumnya sempat menurun di sekitaran 50% karena pandemi Covid-19,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko Cahyanto menyampaikan, penyelenggaraan Diklat 3 in 1 saat ini diikuti sebanyak 6.103 peserta, yang mencakup dari 14 provinsi dan 52 kabupaten/kota serta melibatkan 101 perusahaan industri dan 20 dinas di kabupaten/kota.
Adapun berbagai jenis pelatihan yang diselenggarakan, antara lain pelatihan operator mesin dan peralatan produksi pabrik kelapa sawit, serta pelatihan operator produksi olahan makanan dan keamanan pangan.
Selain itu, pelatihan operator junior custom made wanita, pembuatan tenun datar dengan alat tenun, serta pembuatan hiasan busana dengan alat jahit tangan dan batik tulis, pelatihan operator mesin industri garmen dan quality control garmen.
“Diklat ini diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja calon tenaga kerja yang akan bekerja di industri maupun memulai wirausaha baru. Sekaligus juga menyiapkan tenaga kerja tersertifikasi yang kompeten dan memiliki daya saing serta untuk menanggulangi dan membantu saudara-saudara kita yang terkena dampak akibat pandemi Covid-19,” ujar Eko.