Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekonomi Indonesia pada kuartal I-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,01% secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan di atas 5% ini, meneruskan pertumbuhan pada kuartal IV-2021 yang sebesar 5,02%.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, realisasi itu selaras dengan mulai pulihnya mobilitas masyarakat, yang kemudian berpengaruh positif pada kegiatan produksi, konsumsi, dan investasi.
"Bila dibandingkan triwulan I-2021 atau secara yoy, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,01%," ujar dia, dalam konferensi pers virtual, Senin (9/5).
Selain karena pulihnya aktivitas masyarakat, tingginya pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal pertama tahun ini, juga disebabkan oleh rendahnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun lalu atau low base effect. Pada kuartal I-2021, ekonomi Indonesia kontraksi 0,74% yoy.
Kendati begitu, jika dibandingkan secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi periode Januari-Maret 2022 ini, mengalami kontraksi tipis jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Di mana BPS mencatat, ekonomi Indonesia pada kuartal ini turun 0,96% dibanding kuartal IV-2021 (qtq) yang mencapai 5,02%.
BPS juga menyebutkan, PDB pada kuartal I-2022 atas dasar harga berlaku sebesar Rp4513 triliun. Sedangkan bila berdasarkan harga konstan mencapai Rp2819,6 triliun.
Adapun faktor pendukung pertumbuhan ekonomi tersebut antara lain kapasitas produksi industri pengolahan sebesar 72,54% dan indeks penjualan ritel tumbuh 12,17%. PMI manufaktur mencapai 51,77%, atau lebih tinggi dari kuartal I-2021 sebesar 50,01%.
"Artinya aktivitas sektor industri mengalami pertumbuhan," kata dia.