Nilai ekspor Indonesia pada Desember 2022 mengalami penurunan 1,10% secara bulanan atau month to month (mtm) dari November 2022, dengan total nilai ekspor di Desember 2022 mencapai US$23,83 miliar. Ini merupakan penurunan capaian ekspor dalam empat bulan terakhir.
"Empat bulan terakhir ini, ekspor kita menurun baik dari sisi nilai dan volume," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (16/1).
Berdasarkan data BPS, penurunan ekspor mulai terjadi pada September 2022, di mana nilai ekspor tercatat US$24.777,2 miliar, padahal pada Agustus mencapai US$27.862,1 miliar. Kemudian penurunan berlanjut pada bulan setelahnya, yakni pada Oktober nilai ekspor hanya US$24.728,4 miliar; November US$24.094,0 miliar; dan di Desember US$23.828,1 miliar.
Penyokongnya adalah turunnya ekspor nonmigas sebesar 2,37% mtm dari US$22,98 miliar menjadi US$22,35 miliar di Desember 2022.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas pada Desember 2022 terhadap November 2022 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar US$483,1 juta (9,44%), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada nikel dan barang daripadanya sebesar US$220,0 juta (41,50%).
Kendati begitu, ekspor ekspor migas di Desember 2022 naik 32,45% mtm dari US$1,11 miliar menjadi US$1,48 miliar.
“Peningkatan migas didorong yang utama oleh minyak mentah nilainya naik 73,24%. Volumenya 95,70%. Kemudian hasil minyak juga baik, sebesar 31,73% karena volumenya naik 45,54% mtm,” ujar dia.
Margo juga menyampaikan, kenaikan migas turut didorong dari kenaikan ekspor gas, dengan kenaikan nilai 28,18% mtm dan volume naik 24,12% mtm.
Kemudian jika dilihat secara tahunan, terjadi perlambatan pertumbuhan ekspor. Di Desember 2022 ekspor Indonesia naik 6,58% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan Desember 2021. Padahal di Desember 2021 terjadi pertumbuhan ekspor hingga 35,18% yoy dari Desember 2020.
Ssecara kumulatif sepanjang 2022, ekspor Indonesia total nilainya mencapai US$291,98 miliar, atau naik 26,07% dibanding 2021. Kenaikan ini terdiri dari migas yang naik US$16,02 miliar dan nonmigas naik US$275,96 miliar.
“Ekspor nonmigas kalau selama Januari-Desember 2022 itu terbesarnya dari bahan bakar mineral dengan nilai ekspornya mencapai US$54,98miliar dan memiliki share total terhadap nonmigas sebesar 19,92%. Kemudian terbesar kedua yaitu dari ekspor lemak dan minyak hewan atau nabati yang tercatat US$35,20 miliar atau 12,76%,” kata Margo.