Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka kemiskinan di Indonesia per September 2021 adalah 26,50 juta orang atau 9,71%. Capaian ini turun 1,04 juta orang bila dibandingkan Maret 2021 dan turun 1,05 juta orang terhadap September 2020.
"Dapat kita lihat dari trennya yang semakin bagus karena penduduk miskin semakin turun mulai dari Maret 2021. Tetapi bila dibandingkan kondisi sebelum pandemi, maka angkanya lebih tinggi," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (17/1).
Garis Kemiskinan pada September 2021 tercatat sebesar Rp486.168/kapita/bulan, naik 2,89% dibandingkan bulan sebelumnya. Dengan komposisi garis kemiskinan pada makanan, yaitu 74,05% atau setara Rp360.007. Sedangkan garis kemiskinan untuk bukan makanan sebesar Rp126.161, yaitu 25,95%.
"Makanan memberikan kontribusi besar terhadap kemiskinan. Jadi menjaga stabilisasi harga makanan sangat penting," jelasnya.
Pada September 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki 4,50 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp2.187.756 rumah tangga miskin setiap bulannya.
Kemudian, persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2021 sebesar 7,89%, turun menjadi 7,60% pada September 2021. Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2021 sebesar 13,10%, turun menjadi 12,53% pada September 2021.
"Dibanding Maret 2021, jumlah penduduk miskin September 2021 perkotaan turun sebanyak 0,32 juta orang (dari 12,18 juta orang pada Maret 2021 menjadi 11,86 juta orang pada September 2021). Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 0,73 juta orang (dari 15,37 juta orang pada Maret 2021 menjadi 14,64 juta orang pada September 2021)," papar dia.
BPS menemukan persentase penduduk miskin terbesar berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua, yaitu sebesar 20,43%. Sementara itu, persentase penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan, yaitu sebesar 5,85%. Dari sisi jumlah, sebagian besar penduduk miskin masih berada di Pulau Jawa (14,02 juta orang), sedangkan jumlah penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan (0,98 juta orang).
BPS juga menjelaskan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode Maret 2021-September 2021, pertama, ekonomi Indonesia triwulan III-2021 terhadap triwulan III-2020 mengalami pertumbuhan sebesar 3,51% (y-on-y). Angka ini jauh meningkat dibanding capaian triwulan III-2020 terhadap triwulan III-2019 yang terkontraksi sebesar 3,49% (y-on-y).
Kedua, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan III-2021 tumbuh sebesar 1,03% (y-on-y), meningkat dibandingkan periode yang sama 2020 yang terkontraksi sebesar 4,04%.
Ketiga, selama periode Maret 2021-September 2021, angka inflasi umum tercatat sebesar 0,36% . Sementara itu angka inflasi inti pada periode yang sama tercatat sebesar 0,93%.
Keempat, pada Agustus 2021, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 6,49%. Turun 0,58% poin dibandingkan dengan Agustus 2020.
Kelima pada Agustus 2021, sebanyak 77,91 juta orang bekerja pada kegiatan informal, turun 0,29% dibanding Februari 2021.