Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi memandang, selain untuk mencari informasi, edukasi, dan hiburan, internet dan media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis. Branding menjadi satu kegiatan penting dalam komunikasi pemasaran lewat media digital.
Tidak hanya produk berupa barang dan jasa, personal branding juga penting di era digital. Ada norma-norma yang perlu diperhatikan dalam memasarkan diri di internet.
Pengurus RTIK Sidoarjo Abdul Hamid Hasan mengatakan, ada anjuran dan larangan atau do’s and don'ts dalam menciptakan sebuah brand. Menurut Hasan, branding perlu dilakukan secara beretika karena di ruang digital kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan berbagai orang dan budaya.
“Interaksi tersebut dapat menciptakan standar baru. Etika di ruang digital juga diperlukan agar mempermudah kolaborasi. Ruang lingkupnya meliputi kesadaran, integritas misalnya, jangan plagiasi logo orang lain, tanggung jawab, dan kebajikan,” katanya dalam keterangan, Minggu (7/8).
Ia menganjurkan setiap desain yang sudah selesai di internal sebelum dilempar ke luar dan meminta feedback, pastikan sudah konsisten jika sudah dilempar ke pasaran. Jangan terlalu sering mengganti logo hanya karena mengejar tren.
“Dalam personal branding jangan terburu-buru, pastikan langkah yang benar. Jangan lupakan tata bahasa, jangan memaksakan sesuatu,” ujarnya.
Head of Creative and Visual Brand and HMM Andry Hamida mengatakan, lebih dari 70% masyarakat Indonesia telah menggunakan internet. Namun, perkembangan infrastruktur digital dan penggunanya belum diikuti dengan kecakapan.
Ia melihat, masih banyak yang belum bisa memaksimalkan. Oleh karena itu, kecakapan digital perlu ditingkatkan. Ada empat kompetensi yakni menggunakan perangkat keras dan lunak, memahami lanskap digital, menggunakan mesin pencari dan aplikasi percakapan media sosial, serta bertransaksi dengan menggunakan dompet digital.
“Kita bisa memanfaatkan media sosial untuk edukasi, hiburan, ekonomi, dan alat bantu seperti pembayaran dan penyimpan data,” katanya.
Maka dari itu, untuk aspek ekonomi, masyarakat bisa menggunakan marketing tools, seperti TikTok, Instagram, dan lainnya. Branding dibutuhkan untuk produk ingin kenal lebih jauh.
“Branding yang baik meningkatkan kepercayaan konsumen. Perlu dipikirkan soal nama, logo, dan identitas,” jelasnya.
Sementara, pengajar bidang Ilmu Komunikasi Universitas Budi Luhur Rocky Prasetyo Jati mengatakan, branding menjadi salah satu jalan mempromosikan produk atau jasa maupun diri secara personal agar lebih banyak dikenal luas oleh publik. Di ranah digital, sangat baik memiliki personal branding sebagai individu dengan nilai-nilai budaya luhur, nilai-nilai Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ini perlu ditunjukkan dalam aktivitas sehari-hari.
“Profil di akun media sosial membangun kepercayaan publik dan menunjukkan diferensiasi. Kreatif membangun konten juga membantu bagaimana persona kita dilihat oleh warganet. Namun begitu, jangan lupakan tentang orisinalitas,” ucapnya.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan komunitas cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.