PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) menargetkan pertumbuhan kredit di angka 12%-14% pada semester II-2019. Direktur BRI Suprajarto mengatakan pihaknya tetap optimistis kredit akan tumbuh di paruh kedua 2019.
Suprajarto mengatakan keyakinan ini berdasarkan sentimen positif yang akan mencuat setelah pengumuman hasil pemilihan presiden (pilpres) nanti.
"Saya masih tetap optimis. Harapan kita Mahkamah Konstitusi segera memutus siapa yang menang," ujar Suprajarto di Gedung BRI, Jakarta, Senin (24/6).
Sebelumnya, per kuartal I-2019, penyaluran kredit BRI telah tumbuh 12,91% atau mencapai Rp855,47 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit kuartal I-2018 sebesar 11,20% year on year.
Suprajarto pun berharap pertumbuhan kredit bisa ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja.
"Saya sih ingin dua-duanya (kredit investasi dan kredit modal kerja) mendorong pertumbuhan kredit, karena lima tahun ke depan kalau (hasil pilpres) sudah ditetapkan MK kan jauh lebih baik," kata Suprajarto.
BRI mengantongi laba bersih konsolidasi Rp8,2 triliun pada triwulan I-2019. Capaian itu tumbuh 10,43% secara tahunan, dengan meningkatnya kontribusi pendapatan komisi dan juga pendapatan bunga bersih.
Perolehan laba tersebut disokong penyaluran kredit yang tumbuh 12,9% (yoy) atau di atas rata-rata industri perbankan nasional, dan juga kontribusi dari pendapatan berbasis komisi sebesar Rp3,14 triliun atau tumbuh 16,49% (yoy).
Pada kuartal I-2019, kredit segmen mikro BRI tumbuh 13,17% yoy. Kredit mikro menjadi porsi penyaluran terbesar kredit BRI sebesar 33,21% dari total penyaluran kredit.
Sementara, kredit konsumer tumbuh 9,63% yoy, kredit ritel dan menengah tumbuh 13,47% yoy, dan kredit korporasi tumbuh 14,15% yoy.