close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto dokumentasi BRI.
icon caption
Ilustrasi. Foto dokumentasi BRI.
Bisnis
Kamis, 12 Oktober 2023 13:50

BRI catat pertumbuhan kredit konsumer 11,5%, ditopang KTA dan KPR

Segmen konsumer berkontribusi sebesar 14,3% dari total kredit yang disalurkan BRI.
swipe

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatat pertumbuhan kredit konsumer bank only sebesar 11,5% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp171,5 triliun sepanjang semester I-2023. Dengan capaian itu, segmen konsumer berkontribusi sebesar 14,3% dari total kredit yang disalurkan emiten dengan ticker BBRI itu sebesar Rp1.202,1 triliun, atau naik 8,8% secara tahunan.

Pertumbuhan kredit konsumer ditopang oleh kredit tanpa agunan (KTA) yang naik paling kencang, yakni 16,5% dan diikuti kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar 8,7% pada periode yang sama. Geliat kredit konsumer tersebut juga diikuti dengan kualitas aset yang sehat. Per Juni 2023, rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) segmen konsumer tercatat sebesar 2%. 

Direktur Bisnis Konsumer BBRI Handayani mengatakan perusahaan secara berkelanjutan terus memperkuat kapabilitas retail banking pada tahun ini. Pihaknya menekankan salah satu strateginya adalah konsisten melakukan perbaikan business process reengineering, seperti implementasi Consumer Loan Factory (CLF).

“Kita bersama bisa melihat daya beli masyarakat cenderung pulih setelah pandemi. Juga tren inflasi yang menurun. Sehingga kami bisa mengoptimalkan kinerja di segmen konsumer melalui strategi yang kami terapkan,” ujar Handayani, dalam keterangannya, Kamis (12/10). 

Handayani meramal kredit konsumer tahun ini akan tumbuh baik ditopang oleh laju inflasi yang cenderung menurun.

“Untuk mengoptimalkan kinerja, kami juga akan memberikan pelayanan kepada nasabah melalui berbagai kanal dan membuka kerja sama API connection dengan berbagai pihak. Agar penyaluran kredit dapat terpacu sesuai target dan nasabah lebih nyaman bertransaksi,” lanjutnya.

Catatan Bank Indonesia (BI), memasuki tahun 2023 yaitu pada Januari inflasi mencapai 5,28%. Angka itu turun dan pada Agustus mencapai 3,27%. Pada rentang delapan bulan tersebut, inflasi tertinggi tercatat pada Februari yaitu 5,47% dan terendah pada Juli sebesar 3,08%. BI memproyeksikan sepanjang tahun ini inflasi berada di kisaran 3+1%.

Mengutip data BI, industri perbankan menyalurkan kredit konsumer senilai Rp1.923 triliun hingga Agustus 2023 atau naik 9,1% secara tahunan. Nominal itu di atas pertumbuhan total pembiayaan yang disalurkan bank.

Pada periode tersebut, penyaluran kredit bank kepada pihak ketiga mencapai senilai Rp6.709,5 triliun atau naik 8,9% yoy. Dengan demikian, sebanyak 28,7% di antaranya merupakan kredit konsumer.

Terpisah, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan wajar pada paruh pertama tahun ini kredit konsumer menjadi salah satu pendorong pertumbuhan total pembiayaan yang disalurkan perbankan. Pasalnya korporasi masih menahan diri untuk mencari sumber pembiayaan eksternal.

Di sisi lain, kondisi ekonomi global memengaruhi permintaan pembiayaan korporasi kepada perbankan. Di pasar domestik, meskipun juga mengalami tekanan, tetapi masih tumbuh positif.

“Permintaan domestik memang masih tumbuh positif, walaupun jauh lebih lambat,” katanya, baru-baru ini.

Adapun saat ini konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 55% terhadap produk domestik bruto (PDB). Ke depan mendorong konsumsi rumah tangga akan menjadi satu tantangan, seiring dengan melambatnya inflasi pada tahun ini.

Kendati demikian, kredit konsumer diperkirakan masih akan menjadi salah satu stimulus bagi bank di Tanah Air dalam menjaga pertumbuhan pembiayaan. Hal ini khususnya terkait dengan KPR dan juga KTA. Faisal menambahkan menjelang akhir tahun kredit konsumer akan terdorong dengan dimulainya periode kampanye untuk pemilihan umum tahun depan.

 

 

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan